Chapter Summary: Bab 1047 – Menantu Dewa Obat by Free novel
In Bab 1047, a key moment in the Romance novel Menantu Dewa Obat, Free novel delivers powerful storytelling, emotional shifts, and critical plot development. This chapter deepens the reader’s connection to the characters and sets the stage for upcoming revelations.
Bab 1047
Rosa menatap Reva dengan penuh harap.
Reva menggelengkan kepalanya dengan ekspresi serius, “Aku tidak akan melakukannya!”
Ekspresi Rosa langsung menjadi putus asa. Ini adalah harapan terakhir dia satu–satunya namun apakah harapannya ini tidak akan bisa diwujudkan?
Reva meliriknya dan berkata dengan lembut, “Kalau kau ingin mereka kembali ke kota kelahirannya masing–masing, maka kau bisa mengantarkan mereka pulang dengan kedua langanmu sendiri!”
Rosa tersenyum getir, “Hidupku sudah tidak lama lagi…‘
H
Reva mendengus dengan dingin, “Kalau aku ingin kau tetap hidup, siapa yang berani
membuatmu malil”
Rosa langsung terpaku dan menatap Reva dengan terkejut.
Dia tahu bagaimana kondisi luka di tubuhnya sendiri. Mengapa si Reva bisa mengatakannya
dengan begitu percaya diri?
Reva tidak menjelaskan terlalu banyak kepadanya. Dia mengeluarkan dua buah pil dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Setelah itu dia mengeluarkan jarum perak untuk
membantunya mengedarkan obat itu.
Setelah sekitar satu jam lebih, luka di tubuh Rosa akhirnya mulai sembuh dengan perlahan.
Meskipun dia masih tampak sangat lemah namun Rosa tahu bahwa nyawanya sudah
terselamatkan.
Dia sangat terkejut dan terpana, “Reva, bukan, tuan Lee, ilmu… ilmu medismu benar–benar
sangat hebail”
“Terima kasih telah menyelamatkan aku, ba… bagaimana aku bisa membalaskan kebaikanmu
int
Reva: “Kau tahu apa yang aku inginkant
18:16 Sat, Feb. 25
Bab 1047
10 mutiara
Rosa merenung sejenak dan ekspresi wajahnya berangsur–angsur kembali menjadi menawan.
“Laki–laki, semuanya sama saja.”
“Tetapi, tuan Lee, luka aku belum sepenuhnya pulih. Apa kau merasa pantas untuk meminta hal seperti itu pada saat ini?”
“Bagaimana kalau kau tunggu hingga aku pulih dulu?”
Benak Reva langsung penuh dengan titik–titik hitam. Apa yang dipikirkan oleh wanita ini?
“Siapa yang memintamu untuk melayaniku?”
“Aku hanya ingin tahu tentang masalah yang terjadi dengan suku Maui!”
Reva berteriak dengan marah.
“Apa kau masih ingin menyiksaku demi untuk mendapatkan kabar itu dariku?”
–
Reva memikirkannya sejenak lalu pada akhirnya dia mengibas ngibaskan tangannya, “Sudahlah, lupakan saja. Demi kesetiaanmu, aku tidak akan berdebat lagi denganmu!”
“Kau bawa guru dan kakak ketigamu ini pergi dari sini. Aku telah menyelamatkan nyawamu dan aku juga tidak menginginkan pembalasan apapun darimu.”
“Tetapi setidaknya aku harap di kemudian hari, kau tidak akan menjadi musuhku, paham?”
Rosa terkejut. Tadinya dia mengira kalau dia tidak menjawab pertanyaannya, Reva akan membunuhnya.
Namun di luar dugaan, Reva justru membiarkannya pergi begitu saja!
Setelah hening sejenak lalu Rosa langsung berlutut dan berkata dengan sungguh sungguh. *Tuan Lee, aku akan selalu mengingat jasa dan budimu ini di dalam hatiku!”
*Di kemudian hari, aku juga tidak akan pernah menjadi musuhmu!“
“Selain itu, asalkan kau membutuhkan sesuatu dan tidak bertentangan atau hendak mengkhianati suku Maui, aku pasti akan membantumu dengan segenap kekuatanku. Ini adalah janji yang aku berikan kepadamu!”
Setelah mengatakan hal itu lalu Rosa bersujud tiga kali kepada Reva.
Saat dia mengangkat kepalanya, Reva sudah tidak terlihat lagi.
Rosa membeku di tempat dan mengingat kembali apa yang terjadi malam ini. Secara refleks dia menahan perasaan terharu di hatinya.
“Benar kan, dia memang pria yang aneh!”
Rosa terisak pelan lalu menatap kedua mayat di atas lantai itu namun matanya tampak memerah lagi.
“Guru, kakak ketiga, aku pasti akan membalaskan dendam kalian!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat