Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 1107

About Menantu Dewa Obat - Bab 1107

Menantu Dewa Obat is the best current series by the author Internet. The Bab 1107 content below will immerse us in a world of love and hatred, where characters use every trick to achieve their goals without concern for the other half—only to regret it later. Please read chapter Bab 1107 and stay updated with the next chapters of this series at nisfree.com.

Menantu Dewa Obat

Bab 1107

Manajer Moore hampir saja terjatuh di lantai.

Ini adalah Lord Tiger dari jalan Selatan!

Dia tidak hanya kesini dengan berlarian saja tetapi juga memanggil kedua orang ini paman dan

tante.

Siapa sebenarnya kedua orang yang telah dia singgung ini?

Sekarang dia benar–benar ingin menampar dirinya dengan keras.

Seharusnya ini merupakan suatu kehormatan baginya kalau ada orang sehebat itu yang mau datang dan membuka apotek di Silverlight Mall–nya.

Ada beberapa klub malam di sekitar Silverlight Mall miliknya dan biasanya juga sering terjadi kekacauan di sana.

Sebagai seorang manajer, dia sering direpotkan dengan hal–hal seperti itu.

Kalau saja tadi dia menyewakan toko itu untuk Axel dan Alina, itu sama seperti dia telah menyewakan tokonya kepada seorang pengawal yang hebat untuk berjaga di Silverlight Mallnya. Dengan adanya orang sehebat itu di mallnya, di kemudian hari pasti tidak akan ada orang yang berani mengacau dan membuat masalah di mallnya lagi.

Tetapi, hal baik seperti itu malah ditolak olehnya.

Dia benar–benar merasa hampir mau muntah dan muak pada dirinya sendiri!

Namun, masalah ini sudah tidak lagi bisa diselesaikan dengan permintaan maaf dan penyesalan yang sederhana seperti itu.

Tiger langsung bergegaas ke arahnya dan menamparnya beberapa kali kemudian dengan marah dia berkata, “Aku menyuruhmu untuk minta maaf. Tetapi apa yang kau lakukan?”

“Apa paman dan tanteku sudah memaafkanmu?”

“Apa kau sudah lupa dengan apa yang aku katakan?”

“Kalau mereka tidak memaafkanmu maka aku akan melemparmu keluar dari sini sekarang juga!”

Wajah manajer Moore memucat lalu dengan cepat dia bersujud, “Paman, tante, tolong maafkan

aku.”

“Tolong aku, aku… aku benar–benar tidak ingin mati…”

“Paman Esteban, aku… aku tidak akan pernah berani lagi…..”

Melihat dia yang memohon dengan begitu sedih membuat Axel dan Alina merasa sangat

nyaman.

Selama bertahun–tahun, mereka sudah menerima begitu banyak penderitaan.

Mereka tidak pernah menyangka bahwa suatu hari nanti mereka akan bisa melampiaskan emosinya!

Tentu saja, mereka berdua juga tahu kalau Tiger melakukan ini semua demi Reva dan berkat Reva juga mereka bisa mengalami hari yang menyenangkan seperti hari ini.

“Si tua Moore, menurutmu harus diapakan dia ini?

Tanya Axel.

Esteban menghela nafas lalu berkata, “Axel, aku mohon maaf kalau keponakan aku ini sudah membuatmu jengkel.”

“Tetapi… bagaimanapun juga dia ini keponakan aku.”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat