Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 1177

Read the hottest Menantu Dewa Obat Bab 1177 story of 2020.

The Menantu Dewa Obat story is currently published to Bab 1177 and has received very positive reviews from readers, most of whom have been / are reading this story highly appreciated! Even I'm really a fan of Internet, so I'm looking forward to Bab 1177. Wait forever to have. @@ Please read Bab 1177 Menantu Dewa Obat by author Internet here.

Bab 1177 Labalaba Beracun Tiba

Reva membantu Anya untuk bangkit berdiri dan memintanya untuk mengantarkan pamannya. pergi dulu.

Saat melihat kedua orang ini berjalan pergi, sang pangeran menjadi sangat marah sekali hingga hampir mau gila saja rasanya lalu dia berteriak: Reva, kalau kau berani membiarkan mereka pergi, aku tidak akan pernah berdamai dengan kau!

Aku akan membunuhmu, aku pasti akan membunuhmu!

Aku tidak akan pernah melupakan masalah ini. Dendam di antara kau dan aku sudah diikrarkan!

Reva menghela nafas. Dia tidak tahu mengapa sang pangeran begitu marah.

Namun dia juga tidak bisa mengabaikan urusan Anya.

Setelah itu dia langsung pergi dan tidak mempedulikan sang pangeran lagi.

Sang pangeran berteriak dengan putus asa dari belakang namun pada akhirnya dia juga tidak bisa melakukan apaapa. Matanya memerah karena marah.

Tidak lama setelah Reva pergi, tampak sekelompok orang bertopeng yang tibatiba masuk dari luar pintu.

Dengan cepat orangorang ini menyerbu masuk dan langsung menaklukkan pangeran serta yang lainnya setelah itu mereka buruburu membawa mereka pergi.

Setelah sekitar 10 menit lebih, salah satu anak buah pangeran baru saja pulang dari luar.

Begitu melihat situasi di lokasi ini, secara refleks dia langsung terkejut. Kemudian dengan cepat dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon sang pangeran namun teleponnya tidak aktif.

Kali ini dia benarbenar merasa sangat khawatir. Dia segera menelepon ke kota Amethyst dan memberi tahu Labalaba Beracun tentang kejadian di kota Carson ini.

Saat Labalaba beracun mendapatkan kabar itu, dia langsung mencarter pesawat dan mendatangi kota Carson malam itu juga.

Pada pukul empat pagi, Labalaba beracun yang sangat genit itu langsung bergegas ke clubhouse Orange.

Tampak eskpresi gugup yang jarang terlihat di wajahnya.

Ini adalah putra satusatunya. Dan dia meletakkan semua harapannya disini.

Kalau sampai terjadi sesuatu dengan sang pangeran lalu bagaimana dia bertahan hidup!

Dia menyuruh orang untuk mendapatkan video rekaman CCTVnya namun di dalam video itu hanya tampak hingga Reva masuk ke clubhouse tersebut setelahnya kamera CCTV Clubhouse Orange pun dihancurkan.

Oleh sebab itu dia hanya melihat Reva yang berjalan naik ke atas dan tidak bisa melihat apaapa lagi setelahnya.

Dan hal ini membuat ekspresi Labalaba beracun itu semakin dingin.

Kamera CCTV sudah dihancurkan jadi pasti ada seseorang yang memang sengaja melakukannya.

Labalaba beracun itu menjadi semakin cemas.

Karena pihak lain sengaja menghancurkan kamera CCTV itu maka dia juga tidak punya cara untuk menyelidikinya. Pihal lain ini mungkin benarbenar akan membunuh sang pangeran!

Setelah memikirkannya sejenai lalu Labalaba beracun itu berkata dengan suara yang berat, Siapkan mobil, aku akan pergi mencari Reva!

Pada saat ini, salah satu anak buah pangeran berbisik, Bos, seharusnya pangeran bukan ditangkap oleh Reva, kan?

Tadi saat Reva datang, dia hanya sendirian. Pasti ada seseorang yang sengaja ingin melemparkan hal ini kepadanya

Labalaba beracun itu langsung memelototinya: Bawel, apa menurutmu aku tidak tahu?

Tetapi sekarang kita tidak tahu siapa orang yang menangkap pangeran jadi aku juga tidak punya pilihan lain selain melakukan halhal yang diinginkan oleh pihak lain itu.

Tujuan orang yang berada di balik layar ini adalah meminjam tanganku untuk membereskan

Reva.

Asalkan Reva sudah dibunuh oleh akum aka sang pangeran juga akan baikbaik saja, mengerti?

Akhirnya anak buahnya ini baru memahaminya.

Pukul lima pagi, villa Rose Garden.

Rumah Tiger.

Setelah sibuk untuk semalaman lalu Tiger tidur dengan memakai pakaiannya.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat