The novel Menantu Dewa Obat has been updated Bab 1230 with many unexpected details, removing many love knots for the male and female lead. In addition, the author Internet is very talented in making the situation extremely different. Let's follow the Bab 1230 of the Menantu Dewa Obat HERE.
Keywords are searched:
Novel Menantu Dewa Obat Bab 1230
Novel Menantu Dewa Obat by Internet
Bab 1230 Apa kau ingin membunuh Reva?
Leo menatap master Blynx dengan tatapan heran.
“Tuan, apa kau yang mencariku?”
Dia bertanya dengan hormat.
Karena orang–orang yang bisa mengendalikan serangga terbang untuk membunuh orang seperti itu pasti bukan orang biasa.
Master Blynx mengangguk dengan tenang. Lalu dengan santai dia menunjuk ke bangku dari batu yang ada di sebelahnya. “Duduklah!”
Leo berjalan menghampiri dan duduk di sana. Wajahnya tampak penuh waspada.
Master Blynx meliriknya sebentar dan bertanya, “Apa kau ingin membunuh Reva?”
Di dalam hatinya Leo tergoda dan tampak cahaya terang yang melintas di matanya.
Namun pada akhirnya dia menahan diri dan tidak mengatakan sepatah kata pun.
Master Blynx mendengus dingin, “Tidak mau berbicara?”
“Ohh, biar aku ubah pertanyaannya.”
“Apa kau ingin menggantikan Frans dan menjadi pemilik yang sebenarnya dari Gnome?”
Mendengar ucapannya itu, Leo langsung bangkit berdiri dan wajahnya dipenuhi dengan amarah. “Siapa kau?”
“Berani – beraninya mengatakan hal yang tidak sopan seperti itu kepadaku?”
“Papa angkat aku adalah pemilik Gnome. Kalau kau menyuruh aku menggantikannya bukankah itu berarti aku akan mengkhianatinya?”
“Kau benar–benar sedang bermimpi!”
Master Blynx meliriknya dengan jijik. “Ternyata kau memang benar–benar tak berguna!”
“Keinginan di dalam hatimu saja tidak berani kau akui. Dan kau masih berani bermimpi untuk menjadi pemilik Gnome?”
“Huh, kau yang seperti ini jangan pernah memimpikan hal itu lagi dalam seumur hidupmu!”
Leo tampak malu. Lalu dengan marah dia berkata, “Kau… kau sembarangan berbicara!”
“Aku tidak pernah memikirkan hal seperti itu…”
Master Blynx mendengus dingin. “Pernah memikirkannya atau tidak… hanya kau sendiri yang paling jelas.”
“Namun, biar aku katakan yang sebenarnya kepadamu.”
“Di dalam hati Frans, pewaris idealnya itu jelas bukan kau.”
Leo tak bisa lagi menahan emosinya: “Omong kosong!”
Master Blynx: “Aku yang omong kosong atau kau yang bodoh sebenarnya?”
“Kalau Frans memang benar–benar ingin menjadikan kau pewarisnya, maka dia juga tidak akan membuatmu malu di depan Deyi hari ini!”
Dengan terburu–buru Frans berkata, “Kenapa… kenapa aku harus malu?”
“Aku telah melakukan hal yang salah dan sangat… sangat wajar kalau aku… aku meminta maaf kepada orang lain. Itu adalah hal yang seharusnya…”
Master Blynx mencibir: “Oh yah?”
“Kau harus tahu di dalam benak Frans, orang di kota Carson itu hanya Austin saja yang selalu dihormatinya.”
“Sedangkan yang lainnya, dia sama sekali tidak peduli. Sepuluh keluarga terpandang apapun juga tidak ada artinya!”
“Oleh sebab itu, kenapa dia menyuruhmu untuk meminta maaf kepada si Reva itu?”
“Sangat jelas bahwa di dalam hatinya posisimu ini sama sekali tidak penting!”
“Kau bukan pewaris Gnome untuk di masa yang akan datang sehingga gengsimu itu tidak penting, mengerti?”
Untuk sementara waktu Leo merasa agak bingung.
Dia tahu bahwa Frans memang tidak peduli dengan sepuluh keluarga terpandang di kota Carson.
Dan ini juga merupakan salah satu alasannya mengapa dia merasa sangat tidak senang dengan Reva.
Menurutnya, meskipun Reva bisa menaklukkan sepuluh keluarga terpandang itu tetapi itu sama sekali tidak ada apa–apanya. Dia sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Gnome.
Dan sekarang, ucapan master Blynx ini mulai membuatnya ragu.
Kalau Frans nemang tidak peduli dengan Reva lantas mengapa dia menyuruhnya untuk meminta maaf
Apa mungkin Frans memang benar–benar tidak peduli dengan gengsinya?
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat