Read Bab 1245 with many climactic and unique details. The series Menantu Dewa Obat is one of the top-selling novels by Internet. Chapter content Bab 1245 - The heroine seems to fall into the abyss of despair, heartache, and empty-handed. But unexpectedly, a big event occurred. So what was that event? Read Menantu Dewa Obat Bab 1245 for more details.
Bab 1245 Jangan Lupakan Aku
Master Blynx tampak sangat senang sekali: “Kenapa, kau tahu bahwa kau sudah mau mati, sehingga menyerah dan tidak melawan lagi?”
“Tenang saja, kodok es ini tidak akan bisa membunuh orang.”
“Dia hanya akan tinggal di tubuhmu lalu membekukan seluruh tubuhmu hingga kau benar–benar kehilangan kesadaran dan menjadi lumpuh!”
“Tentu saja, kau tetap masih hidup dan kesadaranmu masih ada. Kau juga tidak akan mati.”
“Namun, hidup dengan cara seperti itu tidak ada bedanya dengan orang koma, kan? Hahaha…”
Ujar master Blynx sambil bersiul di mulutnya seolah sedang memberi perintah kepada kodok es itu.
Kodok itu langsung melompat menuju ke arah Reva.
Master Blynx sangat benci sekali kepada Reva sehingga orang pertama yang ingin dia bunuh adalah Reva.
Mata Reva tampak putus asa dan sekarang dia benar–benar tidak punya tenaga untuk melawan lagi.
Kodok es benar–benar menghampirinya dan dia tidak bisa berbuat apa–apa lagi.
Master Blynx mengulaskan senyum puas di wajahnya.
Namun pada saat ini, tampak seseorang yang berdiri tidak jauh darinya. Dia adalah Devi.
Barusan dia dibuat terluka oleh master Blynx dan telah terbaring di tanah sambil menyaksikan semua yang baru saja terjadi.
Saat melihatnya bangun membuat Frans sangat gembira sekali, “Devi, cepat kau bunuh si master Blynx itu!”
Devi ingin mengambil belati di tanah namun Reva langsung berkata dengan panik, “Jangan!”
“Sekujur tubuh master Blynx penuh dengan racun. Meskipun dia tidak bisa bergerak sekarang namun dia bisa membunuhmu dengan mudah!”
“Jangan dekat – dekat dengan master Blynx!”
Frans juga terkejut saat mendengar ucapannya itu. Dia sama sekali tidak tahu tentang hal ini.
Devi tertegun lalu melihat kodok itu, “Kalau… kalau begitu apa yang harus aku lakukan?”
Reva menggertakkan giginya dan berkata dengan suara yang dalam. “Kau pergi dulu. Keluar dan cari seseorang untuk menyelamatkan kita!”
Devi segera berbalik untuk pergi dan tiba–tiba dia langsung berhenti: “Kalau aku pergi keluar untuk mencari seseorang, bukankah kalian semua akan berada dalam bahaya?”
“Kak Reva, kau… kau ingin mengusirku pergi, kan?”
Air muka Reva tampak agak berubah. Dia benar–benar ingin mengalihkan perhatian Devi dan tidak ingin membiarkan dirinya berada dalam bahaya.
“Tidak apa–apa. Nona Devi, kau pergilah untuk menelepon seseorang dulu….”
Jawab Reva.
Tetapi Devi malah tidak mau pergi, dengan lantang dia berkata “Reva, aku tahu, kau hanya ingin membuatku pergi saja!”
“Aku tidak akan pergi! Aku tidak akan pernah pergi!”
Reva menjadi cemas: “Kalau kau mau pergi nantinya kau akan mati disini!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat