Of the Internet stories I have ever read, perhaps the most impressive one is Menantu Dewa Obat. The story is too good, leaving me with many doubts. Currently, the manga has been translated to Bab 1257. Let's read the author's Menantu Dewa Obat Internet story right here.
Bab 1257 Kalau tidak ingin mati, cepat minta maaf kepada saudaraku?
Philip tercengang.
Dia sama sekali tidak menduga bahwa pangeran memiliki hubungan yang begitu baik dengan Reva! Apalagi sang pangeran memiliki perangai yang aneh dan angin anginan.
Selama bertahun–tahun, dia tidak pernah mendengar bahwa sang pangeran memiliki teman ataupun saudara.
Tetapi sekarang dia malah menganggap Reva sebagai saudaranya, apa yang terjadi?
Philip dan Felix saling menatap dan keduanya tampak bingung.
Felix juga telah mendengar tentang reputasi sang pangeran dan dia pun sama sekali tidak berani macam–macam di depan sang pangeran.
Frans juga ikut terkejut. Dia tidak pernah menyangka bahwa Reva akan mempunyai hubungan yang begitu baik dengan sang pangeran, si raja iblis dunia!
Philip tampak malu lalu berkata, “Pangeran, kau jangan bercanda denganku.”
“Bocah ini hanya seorang bocah tak berguna di kota Carson saja. Dia punya hak apa untuk berteman denganmu, pangeran?”
“Kau pasti sedang bercanda denganku!”
Sang pangeran sangat marah dan dia langsung menampar wajah Philip: “Persetan!”
“Kau kira siapa kau, apa kau pantas untuk aku ajak bercanda?”
“Kau bahkan tidak pergi mengaca dulu sebelum berbicara!”
Wajah Philip yang ditampar itu langsung memucat. Dia menggertakkan giginya dan berkata, “Pangeran, kau,.. kau jangan terlalu kelewatan!”
Pangeran menendangnya lagi: “Memangnya kenapa kalau aku kelewatan?”
“Kalau aku membunuhmu di sini pun, apakah keluarga Grant–mu berani mengatakan tidak?”
“Brengsek, apa kau sudah lupa bagaimana kau berlutut di depanku dan memohon ampun kepadaku saat di Sussex?”
“Kenapa? Setelah beberapa tahun ini tidak bertemu, kau merasa bahwa kau sudah hebat sehingga berani menantangku?”
Setelah sang pangeran berbicara lalu dia segera bergegas maju dengan marah dan hendak menghajar Philip.
Pada saat ini, orang–orang dari sepuluh keluarga terpandang di Sussex itu satu demi satu berkumpul.
Salah seorang lelaki tua berkata dengan suara yang dalam: “Pangeran, cukup sudah!”
“Kali ini Philip mewakili sepuluh keluarga terpandang dari provinsi Sussex. Apa pangeran mengira bahwa sepuluh keluarga terpandangku ini bisa dihina dengan sesuka hatimu?”
Pangeran mengangkat kepalanya dan tersenyum: “Orang tua, kau ingin menggunakan sepuluh keluarga terpandang
dari Sussex untuk menakutiku?”
“Heh, boleh saja.”
“Biar aku ajukan satu pertanyaan. Apa kau bisa mewakili sepuluh keluarga terpandang dari Sussex untuk menjawabnya?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat