Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 1269

About Menantu Dewa Obat - Bab 1269

Menantu Dewa Obat is the best current series by the author Internet. The Bab 1269 content below will immerse us in a world of love and hatred, where characters use every trick to achieve their goals without concern for the other half—only to regret it later. Please read chapter Bab 1269 and stay updated with the next chapters of this series at nisfree.com.

Bab 1269 Minta maaflah kepada saudaraku

Semua orang tahu bahwa kekuasaan Austin tidak lebih buruk daripada Gema.

Austin pernah hampir menelan enam provinsi selatan dan menjadi raja dari enam provinsi selatan.

Namun, Austin tidak melakukannya. Dia malah mundur dan menetap di kota Carson.

Namun, dari keenam provinsi Selatan itu tidak ada yang berani meremehkan Austin!

Gema sendiri pun masih harus menghormati Austin.

Sedangkan pria ini hanya pengikutnya Hanson saja. Di depan Austin, dia sama sekali tidak ada apa–apanya, seperti

semut.

Dia menghela nafas dalam – dalam lalu dengan suara bergetar dia berkata, “Pangeran, jangan… jangan harap kau bisa

menakutiku…”

“Bagaimana mungkin orang seperti Austin bisa kenal dengan pemuda seperti itu? Kau….”

Pangeran mendengus dingin, “Kalau kau tak percaya kepadaku, kau bisa tanyakan hal ini kepada orang–orang dari provinsi Yama itu.”

Pria itu menatap kepada para anggota dari sepuluh keluarga terpandang dari provinsi Yama. Semua orang ini menundukkan kepalanya dan tidak ada yang berbicara, seolah–olah mereka semua mengiyakan masalah ini.

Ekspresi si pria itu langsung memucat lalu sambil menelan salivanya beberapa kali kemudian dengan suara bergetar dia berkata, “Tetapi… tetapi aku kan tidak tahu tentang hal ini, seperti kata orang dulu, kalau tidak tahu berarti tidak

bersalah…”

Dengan dingin Reva berkata, “Mereka yang tidak tahu memang tidak bersalah!”

“Tetapi, setelah kau mengetahuinya, apa kau tidak perlu meminta maaf?”

Raut wajah pria itu memerah lalu akhirnya dia menundukkan kepalanya dan berkata, “Maafkan aku…”

Reva langsung menampar wajahnya. “Seperti inikah sikapmu saat meminta maaf kepada Austin?”

Pria yang ditampar itu langsung melotot namun dia tidak berani melawan.

Sambil menggertakkan giginya lalu dia berkata dengan lantang, “Maaf, aku sudah tahu aku salah!”

Reva mengibaskan tangannya: “Kalau sudah tahu salah, cepat enyah dari sini!”

Pria itu segera melangkah mundur dengan panik.

Hanson tampak tak berdaya lalu dengan gemetaran dia berkata, “Cepat… cepat lepaskan aku…”

“Aku adalah keponakannya Gema. Kalau kau berani membunuhku, pamanku pasti tidak akan pernah.

mengampunimu…”

Reva mendengus dingin, “Tenang saja, karena kau adalah keponakan dari Gema, tentu saja aku harus menjaga martabat raja Gema!”

“Paling paling aku hanya akan memotong salah satu lenganmu atau mematahkan salah satu kakimu saja. Tidak harus membunuhmu, kan?”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat