With the author's famous Menantu Dewa Obat series, Internet captivates readers with every word. Dive into chapter Bab 1321, where love anecdotes intertwine with plot twists and hidden demons. Will the next chapters of the Menantu Dewa Obat series be available today?
Key: Menantu Dewa Obat Bab 1321
Bab 1321 Aldric Balti
Tidak perlu dipikir lagi, kelima orang ini sudah pasti para anggota keluarga dari kesepuluh keluarga terpandang.
Reva mengernyitkan keningnya dengan erat.
Meskipun kelima orang ini tampak biasa–biasa saja namun karena mereka bisa disuruh untuk menjaga tempat yang terpenting ini sudah cukup untuk menunjukkan kehebatan mereka.
Kalau di waktu biasa. Reva tidak akan takut kepada mereka.
Namun setelah melarikan diri selama beberapa hari terakhir ini, Reva juga sudah kelelahan.
Dalam kondisinya sekarang kalau kelima petarung ini mengepungnya, pasti akan sulit baginya untuk menerobos keluar.
Dengan ragu dia melangkah maju dan kelima orang itu mengikutinya.
Kelima orang itu tidak bertindak dan melakukan apa–apa. Sepertinya mereka hanya mencoba untuk menghentikannya di sini saja.
Reva menatap kelima orang itu lalu berkata dengan suara yang dalam, “Semuanya, tuan muda Balti sudah melakukan hal–hal yang tercela dan sangat keterlaluan jadi dia
pantas mati!”
“Apakah kesepuluh keluarga terpandang ini tetap membantunya tanpa memedulikan perbuatannya yang benar ataupun salah?”
Pria tua itu tersenyum dengan dingin, “Reva, apa kau ingin meminta kami untuk memaafkanmu dengan mengatakan hal ini?”
Keempat orang lainnya juga ikut tertawa dengan terbahak – bahak dan semuanya menatap Reva. dengan ekspresi konyol.
Ekspresi Reva menjadi dingin lalu dengan dingin dia berkata, “Aku tidak perlu memohon kepada kalian!”
“Aku hanya ingin tahu saja bagaimana sikap kesepuluh keluarga terpandangmu itu atas apa yang telah dilakukan oleh tuan muda Balti!”
Si pria tua itu berkata dengan perlahan, “Tidak masalah dengan apa yang telah dilakukan oleh tuan muda Balti!”
“Yang penting masalahnya adalah kau telah membunuh salah satu anggota keluarga dari kesepuluh keluarga terpandang kita ini. Kau telah menyinggung kesepuluh keluarga terpandang
kami!”
“Kalau kau berani menyinggung kesepuluh keluarga terpandang kami itu berarti kau harus mati!”
Reva menganggukkan kepalanya dengan perlahan, “Aku mengerti!”
“Kalau begitu, tidak ada lagi yang perlu di katakan.”
“Kalau mau membunuhku, itu tergantung pada kemampuanmu!”
Reva berteriak dengan marah lalu dia langsung maju ke depan menuju ke pria tua itu.
Wajah lelaki itu tampak acuh tak acuh. Dia mengulurkan kedua jari tangan kanannya dan langsung menunjuk ke pelipis Reva.
Ekspresi Reva tampak agak berubah, kalau kali ini dia berhasil dipukul olehnya mungkin Reva akan langsung pingsan.
Dengan cepat dia terhuyung – huyung menghindari si lelaki tua itu lalu berlari ke depan dengan
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat