Chapter 414 – Highlight Chapter from Menantu Dewa Obat
Chapter 414 is a standout chapter in Menantu Dewa Obat by Free novel, where the pace intensifies and character dynamics evolve. Rich in drama and tension, this part of the story grips readers and pushes the Romance narrative into new territory.
Bab 414
Mendengar ucapannya itu Alina langsung mengangguk, “Ucapan Hana benar.”
“Suamiku, kita harus waspada terhadap Reva!”
“Orang ini terlalu jahat.”
Axel mengangguk – angguk dan ucapan Hana itu juga membuatnya waspada.
“Ya, kau benar.”
“Baiklah, diputuskan begitu saja.”
“Biar Hiro saja yang mengelola perusahaan ini!”
Hana merasa sangat gembira. Hiro juga gembira sekali.
Lalu mereka berempat masuk ke rumah dan setclah semua barang–barangnya di letakkan dengan baik kemudian Axel dan Alina langsung mencari Nara dan meminta kunci mobil untuk kedua mobil yang ada di luar.
Saat Nara mendengarnya, dia hampir meledak karena marah.
| Ind
IT II
12 INIT
“Pa, Ma, mobil itu diberikan oleh Tiger untuk aku dan Reva.”
“Untuk apa kalian memintanya?”
“Kalian kan sudah ada mobil?”
Alina langsung berkata, “Apa maksudnya dengan kami sudah ada mobil?”
“Kita berdua hanya memiliki satu BMW jelek itu, seperti itu yang kau katakan sudah ada mobil?”
“Kalau papamu pergi keluar, aku harus naik taksi kemana – mana.”
“Kalau aku yang keluar, gantian papamu yang tidak punya mobil.”
“Coba kau bilang, memangnya ini masih seperti kehidupan manusia?”
Nara terdiam. “Pa, Ma, waktu dulu saat kita belum punya mobil juga tidak ada masalah, kan?”
“Kalian berdua dulu juga tidak ada banyak hal yang perlu di lakukan sehingga tidak terlalu memerlukan mobil juga!”
“Kenapa sekarang tiba–tiba kalian berdua sangat membutuhkan mobil?”
Dengan marah Alina berkata, “Bagaimana bisa tidak butuh?”
“Dulu kami khawatir hal itu akan mempengaruhi pekerjaanmu sehingga kami tidak mengatakannya kepadamu.”
*Tetapi memangnya kau benar – benar mengira bahwa kami di rumah itu hanya ongkang – ongkang kaki seperti seseorang yang menumpang dirumah kita?”
O
“Kau kira mudah yah bagi kami membesarkan kalian hingga seperti sckarang ini?”
“Kami juga ada banyak hal yang perlu dilakukan!”
Dengan marah Axel berkata, “Untuk apa kau mengatakan ini semua kepadanya?”
“Mereka akan bilang putriku sudah tergila–gila dengan menantu sampah ini. Dia menghambur – hamburkan uangnya demi suami tak bergunanya itu. Membeli mobil mewah untuknya sementara keluarganya masih harus naik taksi kalau kemana – mana?”
keluarga kita?”
“Dia mendapatkannya dengan kemampuannya sendiri!”
Alina langsung mendengus dingin, “Mendapatkannya dengan kemampuannya sendiri kau bilang?”
“Hah, siapa yang tahu?”
“Orang – orang tidak tahu apa yang telah dia lakukan. Yang hanya mereka ketahui adalah dia menikah ke dalam keluarga kita dan kau membelikannya mobil mewah.”
“Nara, gosip – gosip yang dibuat oleh orang – orang itu menakutkan!”
Nara masih ingin berbicara tetapi Reva mendahuluinya dengan berkata, “Nara, dari sini ke RS sangat dekat. Aku bisa menggunakan sepeda listrik untuk ke sana.”
Alina langsung bertepuk tangan dan sambil tersenyum berkata, “Lihat kan, Reva memang lebih pengertian!”
“Nara, kau harus banyak belajar dari Reva!”
Nara menatap Reva dengan tak berdaya. Dia tahu bahwa Reva tidak ingin membuatnya susah hati jadi dia memilih untuk mengalah.
Sebenarnya, itu hanya salah satu alasan Reva yang tidak ingin dia merasa susah hati.
Alasan lainnya Reva masih tetap ingin bersikap sederhana saja karena dia masih harus mengembangkan kekuatan secara perlahan – lahan!
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat