Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 429

Summary for Chapter 429: Menantu Dewa Obat

Chapter Summary: Chapter 429 – Menantu Dewa Obat by Free novel

In Chapter 429, a key moment in the Romance novel Menantu Dewa Obat, Free novel delivers powerful storytelling, emotional shifts, and critical plot development. This chapter deepens the reader’s connection to the characters and sets the stage for upcoming revelations.

Menantu Dewa Obat

5 mutiara

Bab 429

Reva menggelengkan kepalanya. “Setelah semua buah mandala itu dilelehkan, khasiat obatnya sangat kuat.”

“Kalau langsung diminumkan semuanya, khasiat obatnya terlalu kuat.”

“Tubuh nona Naomi masih lemah. Jadi kalau langsung diminumkan semuanya malah tidak bisa diterima langsung oleh tubuhnya sehingga akan berbahaya.”

“Aku perlu mengunci titik meridiannya dengan jarum perak untuk mendistribusikan khasiat obat buah mandala ini ke tempat yang berbeda.”

“Setiap kali aku menusukkan jarum perak itu sebenarnya aku sedang mengunci titik meridiannya.”

“Dengan cara ini, setiap dua sendok obat itu dapat didistribusikan khasiat obatnya ke seluruh tubuhnya. Dan itu juga tidak akan berbahaya terhadap tubuh nona Naomi!”

Setelah mendengar penjelasannya, dokter Tanaka baru memahaminya lalu sambil menghela nafas dia berkata, “Tuan Lee kau benar- benar jenius!”

“Aku benar-benar tidak menyangka bahwa metode seperti ini juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit.”

“Tidak sia – sia orang tua ini hidup sampai sekarang karena hari ini aku bisa melihat metode pengobatan tuan Lee hari ini!”

Austin juga sangat terkejut. Di dalam hatinya dia bahkan lebih mengagumi Reva lagi.

Setengah jam kemudian, Reva mencabut jarum peraknya satu demi satu.

Selama proses pencabutan jarum ini, wajah Naomi berangsur – angsur berubah menjadi kemerahan dan ini membuat semua orang terkejut.

Harus diketahui bahwa Naomi telah menderita penyakit iskemia (kekurangan darah) sejak lahir sehingga wajahnya selalu tampak pucat.

Dan pengobatan Reva ini ternyata sangat efektif.

Setelah mencabut semua jarum peraknya lalu dengan lembut Reva bertanya, “Nona Naomi. bagaimana keadaanmu?”

Wajah Naomi berubah menjadi sedikit kemerahan dan berkata dengan suara rendah. “Aku … aku merasa sangat lapar …”

Austin langsung tertegun. “Lapar?”

“Be…benarkah?”

Biasanya Naomi makannya sangat sedikit karena penyakitnya.

Selama bertahun-tahun, Austin telah mencoba sebisanya untuk membuat Naomi makan lebih banyak tetapi bagaimanapun juga Naomi tampaknya sama sekali tidak pernah merasa lapar.

Dan ini adalah pertama kalinya dia bilang lapar!

Reva mengangguk. “Sepertinya dia sudah tak ada masalah.”

“Tuan Austin, tolong minta dapur untuk menyiapkan bubur.”

Austin sangat gembira. Dia langsung melambaikan tanganya sambil berkata, “Cepat, cepat, cepat suruh dapur memasak bubur dan siapkan untuk nona muda!”

Para pelayang yang ada di ruangan itu juga tampak sangat bersemangat sekali. Dengan cepat mereka mulai bergegas.

Di masa lalu, jika ada luka seperti itu di tangan Naomi maka darah itu akan terus keluar untuk

*

waktu yang lama. Dan dia harus menggunakan metode khusus untuk menghentikan pendarahannya.

Dulu sekali istrinya juga menderita penyakit seperti ini. Jadi ketika melahirkan, dia mati karena kehabisan darah.

Dan untuk alasan ini juga, Austin telah merasa khawatir selama bertahun-tahun. Setiap hari dia selalu merasa khawatir. Dia takut Naomi terluka dan mengalami pendarahan.

Sekarang, luka yang ada di tubuh Naomi bisa berhenti sendiri pendarahannya.

Apakah itu berarti penyakit darah yang diderita oleh Naomi sudah sembuh?

Tiba – tiba Austin berdiri dan membungkukkan badannya kepada Reva dengan sangat rendah dan berkata dengan suara bergetar, “Tuan Lee, terima kasih telah menyelamatkan putriku.”

Jasa dan budimu ini akan selalu Austin ingat selamanya.”

Mulai hari ini dan seterusnya jika tuan Lee memiliki sesuatu yang perlu dilakukan, silahkan langsung katakan saja kepadaku.” “Austin rela mengarungi kobaran api dan bahaya maut untuk membantumu! Sama sekali tidak akan menolaknya!”

Previous Chapter

Next Chapter

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat