Chapter Summary: Chapter 436 – Menantu Dewa Obat by Free novel
In Chapter 436, a key moment in the Romance novel Menantu Dewa Obat, Free novel delivers powerful storytelling, emotional shifts, and critical plot development. This chapter deepens the reader’s connection to the characters and sets the stage for upcoming revelations.
Bab 436
Saat wanita ini mendengar ucapannya itu langsung berkata, “Apa?”
“Jabatan direktur dia itu ternyata di dapat dari koneksi?”
“Dan sebelumnya dia ada petugas kebersihan toilet RS?”
Roy mengangguk – angguk. “Ya benar. Sebelumnya dia itu petugas kebersihan toilet di RS kita dan sudah membersihkan toilet selama tiga tahun.”
“Dia menemukan keluarga yang baik dan menjadi menantu yang menumpang di keluarga mereka. Karena hidupnya di tanggung oleh istrinya dan merasa nyaman sehingga dia melayani keluarga mereka dengan baik.”
“Itu sebabnya ayah mertuanya datang dan memberikan sejumlah uang kepada Justin, wakil dekan untuk dijadikan direktur di departemen ini.”
“Sebenarnya direktur departemen ini hanya pajangan saja.”
“Departemen ini sama sekali tidak ada pasiennya!”
Wajah wanita itu langsung menunjukkan ekspresi penuh penghinaan. “Ternyata mendapatkan jabatannya menggunakan koneksi. Hehh, aku pikir dia benar – benar punya kemampuan!”
“Dalam sepanjang hidupku, aku paling benci dengan dua jenis orang. Yang pertama adalah orang yang tidak punya kemampuan dan yang kedua adalah orang yang suka menumpang hidup pada istrinya.”
“Dan kau memenuhi kedua jenis ini sehingga membuat orang yang melihat pun merasa sangat muak.”
“Hehh, Justin ini juga terlalu berani.”
“Seorang petugas kebersihan yang sehari – harinya hanya membersihkan toilet koq dijadikan direktur departemen sih. Ini sih benar – benar konyol!”
“Sepertinya rumah sakitmu ini perlu di tinjau lagi dengan seksama.”
“Aku akan memberitahu papamu nanti malam ketika aku pulang. Aku akan memintanya untuk meninjau rumah sakit ini. Orang – orang yang tidak cocok menjadi wakil dekan lebih baik dienyahkan saja!”
“Kalau memang tidak bisa lebih baik rumah sakitnya saja yang dilenyapkan!”
Saat wanita itu mengatakan ucapan ini, wajahnya tampak penuh dengan kesombongan seolah – olah dia bisa mengendalikan hidup matinya sebuah RS dengan sebuah ucapannya.
Roy juga tampak bangga dengan koneksi keluarganya.
Reva tampak tak berdaya.
Dia, si Roy ini yang ingin mencari Devi yah itu masalah dia sendiri, mengapa melibatkan dirinya?
Selain itu, si Roy ini juga mengatur – atur, menuding dan menghina Reva dengan berbagai cara di departemennya. Ini benar–benar keterlaluan dan sangat tidak sopan!
Wajah Devi tampak malu. Dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan makhluk aneh seperti itu.
“Kak Reva, aku minta maaf, aku benar–benar minta maaf.”
“Kau tunggu sebentar, aku akan membereskannya...”
Reva mengibaskan tangannya, “Sudahlah, kau lanjutkan dulu kesibukanmu.”
“Roy, dan juga... tante ini?”
Roy juga sangat marah, “Reva, bagaimana cara kau berbicara dengan mamaku?”
Roy langsung tertawa. “Berobat di tempatmu ini?”
“Reva, apa kau tahu seperti apa rupanya seorang pasien?”
“Masih berani bilang tidak akan segan terhadap kami?”
“Oke, kemarilah! Aku ingin lihat bagaimana kau akan bersikap kasar terhadap kami!”
Devi merasa sangat tidak enak hati. Lalu dia menghampiri dan dengan cemas berkata, “Kalian jangan mencari gara – gara di sini!”
“Kalau ada masalah, cari aku saja.”
“Masalah ini tidak ada hubungannya dengan kak Reva!”
“Kalian...”
Dengan tidak sabar wanita itu langsung menampar wajah Devi dan memaki, “Minggirlah!”
“Kau kira kau siapa hah? Kau tidak punya hak untuk berbicara di sini!”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat