Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 454

Summary for Chapter 454: Menantu Dewa Obat

Chapter Summary: Chapter 454 – Menantu Dewa Obat by Free novel

In Chapter 454, a key moment in the Romance novel Menantu Dewa Obat, Free novel delivers powerful storytelling, emotional shifts, and critical plot development. This chapter deepens the reader’s connection to the characters and sets the stage for upcoming revelations.

Bab 454

Setelah Devi selesai berbicara dia langsung mengemudikan Maserattinya.

Si dokter pria itu membeku di tempat. Ucapan Devi tadi membuatnya tercengang.

Dengan blak – blakan Devi berkata bahwa dia menyukai Reva dan tidak peduli apakah dia sudah menikah atau belum. Hubungan macam apa itu?

Apa wanita sekarang semuanya begitu lugas?

Ada banyak orang di sekitar mereka yang juga mendengar ucapan Devi dan merasakan darah menetes di dalam hati mereka.

Karma baik macam apa yang telah Reva tanam di kehidupan sebelumnya?

Awalnya seorang CEO yang cantik dan sekarang putri dari keluarga terhormat. Satu demi satu wanita – wanita itu semua mendekat kepadanya, mengapa?

Semua orang merasa sangat sirik dan mereka hanya bisa menghela nafas dan merasa bahwa para wanita cantik ini benar– benar sudah buta. Mengapa mereka semua jatuh cinta kepada Reva?

Reva mengendarai sepeda listriknya ke farmasi Shu dan tampak Nara yang sedang menunggunya di depan pintu.

“Sepeda listrikmu diparkirkan di perusahaan saja. Ayo kita bawa mobil dan pergi makan malam di luar!”

Ujar Nara sambil tersenyum.

Reva terkejut, “Pergi makan di luar?”

“Lalu bagaimana dengan di rumah?”

“Nanti papa dan mama malah mengatakan aku tidak mau memasak lagi...”

Sambil tersenyum Nara berkata, “Tidak apa – apa. Papa dan mama sedang pergi. Dua hari lagi mereka baru pulang.”

“Waktu itu papa dan mama bilang mau membuka apotek, kan? Jadi mereka ingin mencari beberapa pegawai profesional di provinsi untuk dibawa kesini dan membantu mereka menjaga toko.”

Reva juga merasa sangat gembira. Kalau keduanya tidak ada dirumah itu adalah hal yang sangat baik.

Lalu keduanya mengemudikan Maserati yang diberikan Tiger dan makan malam di tepi sungai. Setelah selesai makan mereka berjalan – jalan di tepi sungai sejenak.

Saat melewati taman Dragon Lake, Reva melihat Nara mendongak dan memperhatikan tempat itu.

Bagaimanapun, ini adalah rumah terbaik yang ada di kota Carson. Siapapun pasti ingin masuk dan tinggal di dalamnya.

Reva tersenyum dan berkata, “Nara, bagaimana kalau kita masuk untuk melihat – lihat?”

Nara segera melambaikan tangannya. “Sudahlah, lupakan saja.”

“Manajemen properti di taman Dragon Lake ini sangat ketat. Tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sini kecuali dibawa oleh pemilik rumahnya.”

“Tempat ini bukanlah tempat yang bisa kita datangi dengan sesuka hati.”

Nara juga memperhatikan situasi di dalam ruangan itu. Ekspresinya langsung berubah. “Hana kan dirumah, apa yang sedang mereka lakukan ini?”

Keduanya berjalan mendekat dan tepat ketika mereka baru saja hendak membuka pintu tiba – tiba pintu itu terbuka.

Tampak seorang pria yang penuh dengan bau alkohol keluar lalu langsung melepaskan celananya dan hendak buang air kecil di depan begitu saja.

Nara terkejut lalu dengan cepat mundur.

Ekspresi Reva langsung berubah. Dia meraih pria itu dan langsung melemparkan pot bunga yang ada di sebelahnya.

Di dalam rumah itu masih hingar binger. Ada puluhan orang di ruang tamu

dan musiknya juga sangat bising sekali.

Lampu – lampu pesta berkedap – kedip. Situasinya benar – benar mirip sebuah pesta besar yang sangat kacau balau.

Rumah itu begitu berantakan keadaannya dan yang paling penting adalah para pria dan wanita yang ada di dalamnya bersikap sangat vulgar dan tidak enak dilihat!

Previous Chapter

Next Chapter

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat