Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 465

Summary for Chapter 465: Menantu Dewa Obat

What Happens in Chapter 465 – From the Book Menantu Dewa Obat

Dive into Chapter 465, a pivotal chapter in Menantu Dewa Obat, written by Free novel. This section features emotional turning points, key character decisions, and the kind of storytelling that defines great Romance fiction.

Bab 465

Hana langsung tercengang dengan omelannya itu. Dia sama sekali tidak berani mengatakan apapun untuk sementara waktu.

Dia tidak tahu bahwa Reva sedang sangat emosi.

Kalau orang – orang ini hanya memaksanya minum saja itu sama sekali tidak apa – apa, tetapi mereka juga memaksa Nara untuk minum.

Reva bukan orang bodoh. Orang – orang ini ingin membuat Nara mabuk pasti memiliki niat jahat terhadapnya.

Dan pada saat itu Hana malah ikut – ikutan membantu mereka. Bagaimana mungkin dia tidak marah?

Dia memang menghormati Axel dan Alina tetapi itu tidak berarti dia harus menjaga imej Hiro dan Hana.

Kalau masalah umum lainnya Reva masih dapat mengabaikannya.

Tetapi kali ini masalah ini telah melampaui batas, bagaimana mungkin dia bisa bersikap sopan terhadap mereka?

Setelah terjadi keheningan sejenak lalu Hana langsung berkata, “Reva, kau berani memaki aku?”

“Apa kau sudah lupa bahwa kau masih dibiayai oleh keluarga aku!”

“Kau makan di rumahku, tinggal di rumahku, kau... kau hanyalah seorang menantu tak berguna yang menumpang hidup di rumahku. Berani – beraninya kau bersikap seperti itu kepadaku sekarang?”

“Lihat saja nanti, aku pasti akan menelepon kedua orangtua aku dan meminta mereka untuk membuat perhitungan denganmu!”

Hiro juga ikut berseru, “Reva, bagaimana cara kau berbicara dengan istriku hah?”

“Mereka ini juga teman – temanku, kau mau apa!”

“Kau pikir aku...”

Sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Reva sudah langsung meraih botol anggur dan menghantamkannya ke kepala Hiro.

Hiro langsung jatuh ke lantai sambil memegangi kepalanya dan tangannya tampak berlumuran dengan darah.

Hana langsung berteriak dan segera menghampiri Hiro untuk memapahnya. “Suamiku, suamiku, apa kau baik – baik saja?”

“Reva, apa kau sudah gila?”

“Aku... aku mau panggil polisi biar mereka menangkapmu!”

Nara juga ikut melawannya, dia langsung berkata, “Oke, kau bisa panggil polisi!”

“Kalau kau panggil polisi, aku akan bilang bahwa kau masuk ke rumah ini dengan tanpa ijin dan membawa orang – orang untuk merampok!”

“Suami aku hanya membela diri. Hana, kalau kau benar – benar ingin bersikap egois, aku juga akan membuatmu sekalian masuk ke penjara saja!”

Hana langsung tertegun. Dia buru – buru berkata, “Kak, aku... aku ini adik kandungmu!”

Dengan marah Nara berkata, “Kau masih berani bilang itu?”

“Tadi saat mereka ingin membuat aku mabuk, kenapa kau tidak menghentikan mereka? Sekarang kau masih berani bilang bahwa kau adalah adik kandungku?”

Semua orang yang berada di sekitar mereka langsung memucat saat melihat keadaan ini.

Awalnya mereka hanya ingin memperdaya Reva tetapi siapa sangka malah dewa mabuk mereka yang dikerjain habis – habisan.

Melihat dewa mabuk tergeletak di lantai seketika itu situasi di dalam ruangan itu langsung sunyi. Tidak ada satupun dari mereka yang berani

berbicara

Dan pada saat ini Reva mundur selangkah lalu tersandung seolah – olah kakinya lemah.

Dengan cepat Nara mendukungnya dan berkata dengan cemas. “Reva, apa yang terjadi denganmu?”

Wajah dan telinganya memerah saat ini. Dia mengibas – ngibaskan tangannya seolah–olah sudah mabuk.

Tetapi sebenarnya dia hanya pura – pura saja. Dia ingin membuat semua orang ikut minum bersamanya.

Semua orang langsung menghela nafas lega. Menurut mereka sepertinya Reva memang sudah sampai pada batas limit minumnya.

Hana sangat marah sekali. Dia menggertakkan giginya lalu diam – diam mengedipkan matanya kepada para teman – temannya. Dia mengisyaratkan mereka untuk menggunakan kesempatan itu untuk terus melanjutkan minumnya.

Previous Chapter

Next Chapter

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat