Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 546

Summary for Chapter 546: Menantu Dewa Obat

Chapter Summary: Chapter 546 – Menantu Dewa Obat by Free novel

In Chapter 546, a key moment in the Romance novel Menantu Dewa Obat, Free novel delivers powerful storytelling, emotional shifts, and critical plot development. This chapter deepens the reader’s connection to the characters and sets the stage for upcoming revelations.

Menantu Dewa Obat

Bab 546

Sebelum Reynald keluar dari kampung itu, dia bertemu lagi dengan dua kelompok rombongan mobil.

Dia pernah melihat beberapa dari mereka yang semuanya adalah para ketua gank lokal,

Tetapi sekarang mereka semua seolah-olah tclah menjadi sopir dengan membawa mobil mereka kesini.

Orang – orang ini semua bertanya kepadanya tentang alamat Carlos. Semua dari mereka sama — sama menuju ke rumah Carlos.

Selama perjalanannya, Reynald merasa tersiksa.

Semakin banyak orang yang datang, semakin dia merasa tidak nyaman. Karena kesemua orang yang datang ini merupakan orang – orang kuat.

Sebenarnya karma apa yang telah dia dapatkan? Untuk apa dia menyinggung Reva tanpa sebab?

Tak satu pun dari orang – orang ini yang bisa dia jangkau dengan seenaknya.

Tetapi satu per satu dari semua orang ini malah bergegas datang untuk membantu Reva dan ucapan mereka juga sangat sopan dan menghormatinya.

Kalau saja pada waktu itu dia memperlakukan Reva dengan baik maka hanya dengan mengandalkan hubungannya dengan Reva di waktu dulu juga dia pasti akan bisa mendapatkan beberapa manfaat darinya.

Tetapi sekarang semuanya sudah terlambat. Menyesal juga sudah tak ada gunanya lagi.

Dan pada akhirnya, Reynald sudah menyelinap keluar dari kampung itu. Dia langsung pulang untuk berkemas dan langsung pergi untuk bekerja,

Rumah Carlos.

Pada saat ini kampung ini sudah begitu ramai dan tampak macet dimana – mana.

Kampung ini agak kumuh dan jalan di kampung itu masih merupakan jalan dua arah yang hanya muat untuk dua mobil setiap jalannya.

Bagi masyarakan di kampung ini, fasilitas seperti ini sudah sangat mencukupi karena orang – orang di kampung ini hanya menggunakan sepeda listrik dan motor saja untuk bepergian.

Dan sekarang, ada begitu banyak mobil yang datang ke kampung ini jadi seluruh jalan di kampung itu tampak sangat padat.

Untung saja, ini adalah daerah pedesaan sehingga ada lebih banyak tanah lapang. Jadi mereka dapat parkir di mana saja.

Kalau tidak, dengan begitu banyak mobil yang datang ke sana, untuk parkir pun pasti akan sulit.

Dengan adanya begitu banyak mobil yang datang juga membuat semua orang yang ada di kampung itu berbondong – bondong pergi ke rumah Carlos.

Reva tidak ingin terlalu dipublikasikan jadi dia meminta Herman untuk menangani masalah di da luar itu.

Sebelumnya mereka masih memusingkan masalah mobil BMW yang akan dijadikan sebagai mobil utamanya.

Seluruh orang – orang di kampung itu berkumpul di sekitar rumah Carlos dan saling mengobrol.

Harus diketahui bahwa rumah tempat unggal Carlos ini merupakan rumah sewaan mereka.

Kondisi finansial keluarganya yang buruk dan sifat kedua orang tua Carlos yang jujut membuat orang – orang di kampung ini meremehkan dan menghina mereka.

Acara pemikahan Carlos kali ini dapat dilihat bahwa tak ada seorangpun dari kampung ini yang datang untuk membantu.

Yang tadi datang membantu di rumah Carlos itu semuanya masih merupakan kerabat dan

saudara – saudara Carlos sendiri dan beberapa orang di kampung yang memiliki hubungan cukup baik dengan keluarganya.

Sementara yang lainnya lebih suka menonton TV dan bermain kartu di rumah daripada datang ke rumah mereka.

Tetapi sekarang, setelah ada begitu banyak mobil mewah yang hadir, orang – orang di kampung itu baru mengetahui bahwa keluarga Carlos masih memiliki hubungan dengan orang – orang hebat seperti itu.

Dengan cepat, para penduduk di desa itu langsung tergopoh – gopoh datang untuk membantu.

Namun, pada saat ini, apa bantuan mereka masih diperlukan?

Orang – orang yang dibawa oleh Faye, Bima dan yang lainnya tidak hanya sebagai sopir mobil – mobil ilu tetapi juga datang untuk membantu mereka.

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat