Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 550

Summary for Bab 550: Menantu Dewa Obat

Bab 550 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel

In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Bab 550 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.

Menantu Dewa Obat

Bab 550

Si pua bertato itu adalah Faye.

Dia melink Timotius dan merasa mengenalinya tetapi dia lupa dimana dia pernah melihatnya.

Namun dia mengabaikannya lalu dengan marah berkata, “Kenapa masih diam saja?”

“Masih tidak cepat bergegas dan melakukan tugas kalian?”

Dan pada saat ini si sopir yang berada di mobil paling depan menoleh lalu dengan serius berkata, “Kak Faye, sebenarnya kami sudah tiba sedari tadi.”

“Tetapi sekelompok orang ini menghajar kami dan tidak mengijinkan kami melakukan apapun.”

“Mereka juga bilang bahwa pernikahan hari ini tidak perlu dilakukan lagi.”

“Dan tidak hanya itu saja, mereka bahkan memaki tuan Lee dengan kasar!”

Timotius tercengang dan tergagap. “Kalian... kalian melakukan ini semua atas perintah kak Faye?”

Si sopir tidak menanggapinya.

Iva

Faye langsung emosi. Dia membanting pintu mobil dan bergegas menghampiri dengan wajah ganas kemudian meraung, “Bedebah sialan!! Siapa yang telah begitu berani memaki tuan Lee dengan kasar?”

Melihat Faye yang datang membuat Timotius gemetaran karena ketakutan lalu dengan suara gemetaran dia berkata, “Kak Faye, semua...semua ini hanya salah paham.”

“Aku... aku tidak tahu bahwa masalah ini ada hubungannya denganmu. Maaf.... Maafkan aku. Kak Faye, tolong berikan aku kesempatan sekali lagi...”

Faye tidak mau mendengarkan ucapannya yang belum selesai diucapkan itu. Dia langsung menampar wajahnya dengan punggung tangannya.

“Pergi sana!”

“Siapa kau memangnya hah! Berani – beraninya meminta aku memberikan kesempatan kepadamu?”

“Sompret, hari ini adalah hari yang bahagia dan aku tidak ingin marah – marah sebenarnya. Tetapi kau malah sengaja ingin membuatku marah hah?!!”

“Tuan Lee pun berani kau maki? Kalau hari ini aku tidak menghajarimu sampai habis, bagaimana aku bisa menjelaskannya kepada tuan Lee?”

“Pengawak, ayo tangkap semua bedebah kelas teri ini. Jangan sampai ada satupun yang kabur!”

“Kalau hari ini salah satu dari mereka masih ada yang bisa berdiri dengan tegak, aku akan membuat perhitungan dengan kalian!”

Anak buah Fave langsung bergeras dengan tergesa–gesa dan langsung mengepung semua teman – temannya limotius

Dan bersamaan dengan ini, Jason yang baru saja sampai di sini juga tampak heran dan bingung, saat melihat situasinya.

“Timotus, apa... apa yang telah terjadi...” Jason bertanya dengan suara rendah.

“Kak Faye, masalah ini tidak ada hubungannya denganku. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi.”

“Orang tua ini yang meminta aku membawa teman – temanku kesini. Aku... aku benar – benar tidak bermaksud untuk melawanmu.”

Faye mengibaskan tangannya dengan tidak sabar dan berkata, “Hajar mereka semua!”

Tepat ketika anak buah Faye baru saja mau bertindak lalu dengan cepat Jason berkata, “Jangan pukul, jangan pukul. Aku... aku ini mertuanya Carlos.” –

“Hari ini dia mau datang ke sini untuk menjemput putriku!”

Faye langsung tertegun sejenak dan dia benar– benar tidak paham apa yang sedang terjadi di sini.

Setelah berpikir sejenal lalu Faye mengibaskan tangannya dan berkata, “Kalian bawa orang tua ini ke samping dulu.”

“Nanti aku akan menyelidikinya dulu. Kalau dia memang benar– benar mertuanya Carlos, maka lupakanlah.”

“Kalau tidak, hemm, lihat saja aku akan patahkan kaki anjingnya dan hancurkan semua gigi yang ada di mulutnya!”

Beberapa orang itu langsung bergegas mengepungnya dan menyeret Jason pergi.

Sementara orang – orang seperti Timotius dan teman – temannya yang terus meraung dan berteriak dengan menyedihkan pun taka da gunanya. Mereka semua diseret ke belakang oleh anak buah Faye dan benar – benar dihajar habis – habisan.

Di lantai atas, Megan menggigil ketakutan saat melihat situasi dibawah yang seperti itu.

Kesombongan yang dia tunjukkan sebelumnya sekarang berubah menjadi perasaan takut.

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat