Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 585

Summary for Bab 585: Menantu Dewa Obat

Summary of Bab 585 from Menantu Dewa Obat

Bab 585 marks a crucial moment in Free novel’s Romance novel, Menantu Dewa Obat. This chapter blends tension, emotion, and plot progression to deliver a memorable reading experience — one that keeps readers eagerly turning the page.

Menantu Dewa Obat

Bab 585

Ekspresi Nara sedingin es. “Hanya kau yang tahu apa kau akan menyakitiku atau tidak!”

Hana langsung merasa tidak enak hati.

Waktu kasus tuan muda Regatta itu, dia sudah hampir membuat Nara mati.

Dan pada saat yang sama, Axel yang sudah lama terdiam akhirnya tiba – tiba membuka mulutnya untuk berbicara.

“Reva, aku hanya mau menanyakan satu hal kepadamu.”

“Apakah kau setuju untuk membantuku dalam masalah perusahaan konstruksi ini?”

“Kalau kau tidak setuju, maka aku akan anggap bahwa aku tidak punya menantu sepertimu. Aku akan mencari solusinya sendiri!”

Nara langsung berkata, “Pa, kau belum menjelaskan masalahnya dan bagaimana kau ingin Reva menyelesaikan masalah itu?”

“Reva bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi atau seberapa seriusnya masalah ini. Bagaimana dia bisa tahu apakah dia bisa menanganinya atau tidak?”

Dengan marah Axel berkata, “Diam kau. Memangnya aku sedang bertanya kepadamu?”

“Aku sedang bertanya kepada Reva!”

“Reva, kau jawab sendiri!”

Hana juga melengkungkan bibirnya dan berkata, “Apa hal ini masih perlu diragukan?”

“Kalau itu suamiku, aku pasti akan langsung menyetujuinya dengan tanpa ragu.”

“Kau sudah masuk ke dalam keluarga kami jadi papa dan mamaku juga sudah seperti papa dan mama-mu sendiri.”

“Papa dan mama meminta sedikit bantuan saja darimu tetapi kau lihatlah sikapmu yang ragu – ragu itu.”

“Aihh, orang-orang jaman sekarang memang benar – benar tidak punya hati!”

Nara sangat marah sekali. Ucapan macam apa yang dikatakannya itu.

Mereka bahkan tidak tahu masalah apa yang akan dihadapi tetapi orang – orang ini malah berteriak untuk meminta mereka menyelesaikannya. Bagaimana bisa ada orang seperti itu?

Nara masih ingin berdebat tetapi Reva langsung berkata, “Karena papa dan mama sudah mengatakannya seperti itu, maka serahkan saja masalah ini kepadaku.”

Begitu mendengar ucapan Reva itu, mereka berempat langsung merasa lega.

Kalau Reva tidak setuju dengan masalah ini maka mereka pasti akan berada dalam masalah!

“Oke!”

“Kau memang menantu Axel yang baik, aku benar-benar tidak salah menilaimu!”

“Reva, tidak peduli apapun yang terjadi dalam masalah kali ini, papa pasti akan mendukungmu!”

Ujar Axel sambil menepuk bahu Reva. Dia tampak seperti seorang penatua yang baik.

“Mulai sekarang, perusahaan konstruksi ini tidak ada hubungannya lagi denganmu.”

“Nantinya tidak peduli berapa banyak pun uang yang dihasilkan oleh perusahaan konstruksi ini, semuanya itu tidak akan ada hubungannya lagi denganmu, oke?”

Aurl dan yang lainnya sangat mengharapkan hal ini jadi mereka semua langsung mengangguk setuju karena khawatir Nara akan berubah pikiran.

Setelah semuanya sudah dikatakan dengan jelas lalu Nara mengangguk. “Kalau hanya secara lisan, itu tidak ada gunanya.”

“Aku rasa, harus dibuat surat perjanjian atau surat jaminan untuk masalah ini agar nantinya kalian tidak berubah pikiran lagi akan hal ini!”

Alina langsung kesal: “Nara, apa kau begitu tidak percaya dengan kami?”

“Aku…”

Baru saja dia ingin berbicara ketika Hiro tiba – tiba tersenyum dan menyela ucapannya. “Tidak masalah.”

“Ma, kaķ Nara melakukan itu juga demi kakak ipar.”

“Ayo kita tulis saja surat jaminannya sehingga ke depannya kakak ipar tidak akan merasa khawatir lagi!”

Setelah Hiro selesai berbicara, dia langsung mengedipkan matanya kepada Alina.

Hati Alina langsung tersadar.

Dengan surat jaminan ini, meski besok Reva ingin berubah pikiran juga sudah tidak bisa lagi!

Previous Chapter
Next Chapter

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat