Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 624

Update Bab 624 of Menantu Dewa Obat by Internet

With the author's famous Menantu Dewa Obat series, Internet captivates readers with every word. Dive into chapter Bab 624, where love anecdotes intertwine with plot twists and hidden demons. Will the next chapters of the Menantu Dewa Obat series be available today?
Key: Menantu Dewa Obat Bab 624

Bab 624

Hana menggertakkan giginya. “Pengaruh besar kentut!”

“Si idiot yang tak berguna ini kerjaannya hanya merayu dan menipu orang saja.”

“Lihat saja kakak–ku itu, sekarang dia sudah tertipu olehnya hingga mabuk kepayang.”

“Si tua Geni dan keluarga Yu itu semuanya idiot. Mereka semua juga sudah tertipu olehnya!”

“Kalau tidak siapa juga yang mau bekerjasama dengan sampah tak berguna itu!”

Alina berbisik, “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Atau, bagaimana... kalau kita kembalikan semua sahamnya kepada Reva saja?”

FE

Hana langsung berkata, “Tidak boleh, sama sekali tidak bisa dikembalikan kepadanya!”

“Aku kasih tahu kepada kalian semua yah, masalah ini pasti ada hubungannya dengan Reva. Pasti dia yang berada di balik layar.”

1/6

“Di depan dia berjanji mau memberikan sahamnya kepada papa tetapi dibelakang kita dia sengaja menghubungi orang – orang ini untuk merusuh.”

“Dia menyuruh mereka untuk mengancam kita dengan mengatakan hendak menarik modal mereka sehingga bisa memaksa papa untuk mengembalikan saham – saham itu kepada Reva.”

“Huhh, aku rasa orang – orang ini hanya gertak sambal saja. Mereka hanya mencoba untuk menakut–nakuti kita saja.”

“Bagaimana mungkin mereka mau melepaskan proyek yang begitu menguntungkan?”

“Kalau kita tetap kekeuh untuk tidak mengembalikan saham itu kepada Reva, atau bersikap hendak mengembalikan dana ini kepada mereka, aku yakin orang – orang itu pasti akan

langsung mau bergabung bersama kita lagi.”

Alina bingung. “Apa benar seperti itu?”

LL

LE

Hiro mengangguk. “Menurutku apa yang dikatakan – Hana itu benar.”

“Hal seperti ini sangat umum terjadi dalam dunia bisnis.”

2/6

“Bekerjasama dengan orang luar untuk melakukan kudeta itu merupakan beberapa trik kasar.”

“Tetapi kalau kita tetap bersikeras, pada akhirnya orang – orang ini juga tetap akan mengutamakan kepentingan mereka sendiri.”

“Jadi sebenarnya sekarang yang paling penting adalah sikap kita!”

“Asalkan kita tetap bersikukuh dan tidak mau mengalah maka pada akhirnya mereka pasti akan memikirkannya kembali. Tidak akan ada orang yang rela kehilangan proyek yang menguntungkan seperti itu.”

Axel mengangguk perlahan, “Benar juga!”

“Seorang pengusaha pasti akan mengutamakan kepentingan dan keuntungannya dulu.”

“Asalkan kita tetap bersikukuh, apa mungkin mereka akan menyerah untuk mendapatkan keuntungan puluhan milyar ini demi seorang Reva?”

Alina masih merasa sedikit khawatir, “Bagaimana kalau mereka juga tetap bersikukuh?”

3/6

“Kalau masalah ini jadi besar, kita... kita tidak mampu menanggungnya!”

Hiro terkekeh, “Ma, kau tenang saja.”

ic

“Kalau memang mereka tetap bersikukuh, lalu kenapa memangnya? Kita cari investor lain saja!”

“Proyek yang begitu bagus dan menguntungkan seperti ini masa kita masih khawatir tidak bisa menemukan investor lain?”.

“Biar aku beritahu yah, asalkan informasi mengenai proyek ini disebarluaskan maka nantinya pasti ada berbondong – bondong orang yang membawa uang tunai mencari kita untuk melakukan investasi.”

“Pada saat itu, kit abisa memakai uang para investor ini untuk mengembalikan dana investasi orang – orang itu. Kan beres!”

Axel langsung tersenyum. “Boleh juga caramu ini.”

“Hiro, otakmu cerdas juga.”

. “Oke, kalau begitu seperti itu saja.”

“Hana, kau telepon Nara dan suruh dia bersiap untuk menyetujui divestasi yang akan dilakukan

LLLLL

4/6

oleh si tua Geni dan teman-temannya itu.”

“Dan sekaligus suruh dia untuk memberitahu kepada si tua Geni dan teman – temannya juga bahwa di kemudian hari aku tidak akan menerima investasi mereka untuk proyek apapun dalam perusahaan farmasi Shu.”

“Keluarga Shu aku tidak mau bekerjasama dengan mereka lagi!”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat