Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 629

Summary for Bab 629: Menantu Dewa Obat

Summary of Bab 629 from Menantu Dewa Obat

Bab 629 marks a crucial moment in Free novel’s Romance novel, Menantu Dewa Obat. This chapter blends tension, emotion, and plot progression to deliver a memorable reading experience — one that keeps readers eagerly turning the page.

Bab 629

5 mutiara

Dengan marah Nara berkata, “Ma, apa kau bisa percaya dengan ucapan yang kau katakan sendiri ini?”

“Aku masih punya surat jaminan yang kau tulis itu. Waktu itu perjanjiannya dibuat dengan hitam diatas putih yang berisi bahwa kalian tidak akan pernah meminta saham ini lagi di kemudian hari.”

“Tetapi akhirnya apa yang kalian lakukan?”

“Surat jaminan juga tidak ada gunanya. Jadi kalau sekarang kalian hanya mengatakan beberapa kata itu saja, atas dasar apa Reva harus percaya kepada kalian?”

“Kalian sendiri yang melakukan hal – hal seperti ini. Setiap perbuatan kalian sama sekali tidak bisa dipercaya. Siapa yang mau bekerja sama dengan kalian untuk melakukan bisnis?”

Axel dan Alina menunduk. Mereka merasa sangat malu.

Kejadian kali ini benar – benar telah menghancurkan reputasi mereka. Dan mereka sama sekali tidak dapat menyangkal setiap ucapan Nara.

Semakin Nara berbicara semakin marahlah dia. “Ngomong – ngomong, apa yang telah kalian lakukan di rumah sakit hari ini?”

“Masih berani – beraninya pergi ke rumah sakit untuk memukul orang lagi?”

“Dan orang yang kalian pukul itu adalah cucunya dokter

Tanaka?”

3/6

Sebenarnya apa mau kalian?”

“Apa karena sekarang sudah memiliki sedikit uang jadi kalian menjadi sombong sekarang?”

L

“Bahkan cucu dokter Tanaka pun berani kalian pukul? Apa kalian tahu bagaimana marahnya keluarga Tanaka hari ini?”

“Apa kalian tahu ada berapa banyak orang yang ingin membatalkan kontrak kerjasama dengan perusahaan kita?”

4/6

Setelah berbicara Alina langsung berlutut di lantai dengan suara gedebuk dengan keras.

Nara sudah dibuat marah sekali oleh mereka. Dia segera membantu Alina berdiri.

“Ma, kau tak perlu melakukan hal ini di depanku!”

“Memangnya kenapa kalau dia adikku?”

“Apa cucu perempuan dari dokter Tanaka itu sudah seharusnya dipukul olehnya?”

“Dari seluruh generasi mereka, hanya dia satu – satunya anak gadis di keluarga Tanaka. Dia merupakan anak emas dan anak kesayangan mereka.”

“Jangankan kalian, bahkan orang – orang dari sepuluh keluarga terpandang pun tidak ada yang berani menjentikkan satu jari pun terhadapnya.”

“Tetapi apa yang dilakukan Hana? Dia malah menamparnya. Lalu kau mau aku bersikap bagaimana dan bagaimana cara aku untuk menyelamatkannya?”

“Apa kau mau aku meminta keluarga Tanaka untuk tidak meminta pertanggungjawaban darinya? Atas dasar apa?”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat