Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 698

Summary for Bab 698: Menantu Dewa Obat

Bab 698 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel

In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Bab 698 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.

Bab 698

Hiro nenighcla nafas dengan berat dan menceritakan kembali kejadian dia dipukuli itu.

Setelah mendengari ini, ketiga orang yang ada di ruangan itu semuanya marah.

“Sial, mereka ini mau melawan yah!”

“Darimana datangnya para bajingan ini? Berani sekali mereka bersikap seperti itu?”

“Kau adalah manajer umum perusahaan itu dan aku sendiri yang mengirimmu kesana. Beraninya mereka memperlakukan kau seperti ini!”

“Ini sama saja dengan mempermalukan aku!” geram Axel.

Hana menatap Hiro dengan sedih, “Suamiku, bagaimana keadaanmu? Apa sakit sekali?”

“Kau tenang saja, aku pasti akan meminta penjelasan mereka untukmu!”

“Kali ini, aku sendiri yang akan melawan Reva!”

Alina juga tampak kesal: “Reva ini sudah sangat keterlaluan!”

“Kita ini masih satu keluarga tetapi dia sudah berani bersikap begitu kejam?”

“Lihatlah apa yang telah dia lakukan terhadap Hiro!”

Hiro menangis, “Pa, Ma, aku sudah bekerja dengan giat di lokasi konstruksi. Semua itu juga demi keluarga kita.”

“Reva sengaja membalasku seperti ini. Dia hanya ingin mendepak aku keluar dari perusahaan konstruksi sehingga dia bisa mengambil alih perusahaan konstruksi ini untuk dirinya sendiri.”

“Kalian harus membantuku!”

Axel menggebrak meja dan berkata, “Tenang saja, kali ini aku akan membunuhnya!”

“Kau tunggu sebentar, aku akan meneleponnya dan memintanya datang sekarang!”

Dengan marah Axel menelepon Reva tetapi tidak ada yang mengangkat.

Dia menelepon Nara lagi dan tetap tidak ada yang mengangkat juga.

Sekarang kevadan Nara sama – sama sedang berada di kantor jadi mereka sudah berjanji bahwa mereka tidak akan menjawab Iclepon dari keluarganya.

Axel, Alina dan Hana telah menelepon mereka lusinan kali tetapi tetap saja tidak ada yang

tienjawabnya.

Mereka bertiga sudah hampir meledak karena marah lalu mereka menelepon ke telepon kantor.

Kali ini panggilan teleponnya diangkat tetapi yang menjawab adalah sekretaris Nara.

Aye meraung dan meminta sekretaris itu untuk memanggil Nara, namun sekretaris itu hanya berkata, “Maal, itan Shu.”

Direktur Shu berpesan kepadaku bahwa kalau kau atau anggota keluargamu yang menclepon miaka teleponnya jangan diangkau!”

“Aku masih ada hal lain yang harus dikerjakan. Sudah dulu yah!”

Sekretaris itu langsung menutup teleponnya dan tidak memberikan kesempatan kepada Axel untuk berbicara

Axcl langsung menjadi marah dan menelepon lagi

Di sisi lain, Axel tercengang

Dia tidak menyangka sekretaris perusahaannya akan begitu berani terhadapnya dan berani

memanggil polisi.

Beberapa orang yang ada di sampingnya juga telah mendengar ucapannya. Alina panik. “Suamiku, bagai... bagaimana ini?”

“Mereka sudah memanggil polisi, apa masalah ini akan menjadi besar?”

Wajah Axel tampak suraum. Dia juga tidak tahu,

Hana cemberut. “Ma, untuk apa kau takut kepada mereka?”

“Perusahaan ini masih punya keluarga kita, memangnya mereka bisa apa?”

“Aku tidak percaya kalau Nara berani menjebloskan papa ke penjara.”

“Kita tunggu saja di rumah. Aku sama sekali tidak percaya kalau mereka berani memanggil polisi!”

Axel dan Alina menghela nafas lega.

Tetapi tidak lama setelah mereka duduk–duduk di rumah ternyata polisi benar–benar datang ke rumah

“Siapa yang bernama bapak Axel Shu?”

“Kami menerima laporan bahwa bapak Axel dicurigai telah mencemarkan nama baik seorang wanita dan juga menghinanya. Sekarang kami meminta pak Axel untuk ikut kami pulang dan bekerja sama untuk penyelidikannya!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat