Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 731

Read Menantu Dewa Obat Bab 731

Novel Menantu Dewa Obat has been updated Bab 731 with many climactic developments. What makes this series so special is the names of the characters ^^. If you are a fan of the author Internet, you will love reading it! I'm sure you won't be disappointed when you read. Let's read the novel Menantu Dewa Obat Bab 731 now HERE.

Reading Novel Menantu Dewa Obat Bab 731

Bab 731 novel Menantu Dewa Obat

Bab 731

Reva dan yang lainnya tidak tinggal di rumah tuan Rodriguez. Mereka pulang ke rumah mereka yang ada di Rose Garden.

Begitu sampai di rumah, mereka mendapati Hiro dan Hana yang merosot di sofa.

Telinga Hiro sudah diperban dan luka – luka Hana juga sudah dibalut.

Wajah keduanya tampak lemas. Kali ini mereka beredua benar–benar di hajar habis–habisan.

Begitu melihat mereka berdua, Nara langsung naik darah. Dia langsung menampar Hiro dengan keras sebanyak dua kali lalu berteriak dengan marah, “Keluar kau dari sini!”

“Ini rumahku. Kau tidak punya hak untuk datang ke sini!”

Hana tertegun sejenak dan gugup, “Nara, apa yang kau lakukan?”

“Apa kau sudah gila?”

“Kenapa kau memukul suamiku?”

Nara langsung menampar Hana dengan punggung tangannya lalu dengan marah berseru, “Kenapa?”

“Kalau begitu kenapa kalian menyakiti suamiku?”

“Kenapa kau membubuhkan obat ke dalam makanan suamiku? Kenapa kau ingin membuatnya mengalami kecelakaan mobil dan hendak membunuh suamiku?”

Hana langsung tercengang dan untuk beberapa saat dia terdiam. Lalu dengan lirih dia berkata, “Apa… apa yang kau bicarakan itu? Aku sama sekali tidak tahu.”

“Pa, Ma, kau… kau lihatlah dia.”

“Coba kalian lihat, situasi Hiro sudah seperti ini tetapi dia.. datang datang langsung memukuli orang!”

Hiro juga mengerang. Kain kasa yang membalut kedua telinganya tampak menjadi merah sekarang.

Dua tamparan dari Nara itu membuat telinganya terluka lagi dan darahnya menodai kain kasa itu hingga menjadi merah.

Ekspresi Axel dan Alina langsung menjadi pucat lalu dengan marah berkata, “Hana, kau tidak perlu menyangkal lagi!”

“Semua orang sudah tahu apa yang telah kalian lakukan.”

“Sudah benar kakakmu memukulmu. Kau memang pantas di pukul!”

Ini adalah pertama kalinya Hana menghadapi situasi seperti itu. Kedua orang tuanya sama sekali

tidak membelanya sehingga membuat dia merasa terkejut.

Setelah beberapa saat, Hana mulai merengek, “Pa, Ma, mengapa kalian berbicara seperti ini kepadaku?”

“Kau lihat apa yang telah terjadi pada kami. Apa kalian sama sekali tidak merasa kasihan kepada kami?”

“Kau bilang kami sudah menjahati Reva dan hendak membunuh Reva tetapi apa Revanya sudah mati?”

“Dia masih berdiri dengan baik di sini dan sama sekali tidak terluka.”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat