Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 765

Summary for Bab 765: Menantu Dewa Obat

Bab 765 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel

In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Bab 765 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.

Bab 765

Dengan tidak sabar Jay berkata, “Aduhh, kak, kau cerewet sekali sih?”

“Ini kan hanya membawa motor biasa saja, apa masalahnya?”

“Aku juga tidak tertangkap, bagaiman bisa dikatakan melanggar hukum?”

Dengan kesal Nara berkata, “Kalau kau ketahuan membawa motor dengan tanpa SIM, kau akan dipenjara!”

Jay tersenyum: “Tetapi aku kan tidak tertangkap sekarang!”

“Lagipula, kalau memang tertangkap juga kan masih ada kau!”

“Sudahlah, aku tidak sempat mengobrol denganmu lagi. Aku akan membawa Crystal pulang dulu.”

Jay langsung membawa motornya dan masuk ke Rose Garden Mansion.

Nara yang mengemudi di belakangnya tampak kesal: “Kenapa bocah ini sangat suka membuat orang khawatir?”

“Tidak bisa, aku harus menelepon tante ketiga.”

“Dia yang mengemudi seperti itu sangat berbahaya. Apa yang harus aku lakukan nantinya kalau sampai terjadi apa–apa!”

Reva mengangguk. Dia setuju dengan hal ini.

Apalagi si Jayden ini mengemudikan motornya dengan sangat cepat. Kalau sampai terjadi kecelakaan maka itu akan sangat merepotkan.

Saat keduanya sampai di rumah, Jay sudah membawa gadis bernama Crystal itu ke halaman depan.

Vivi sedang berendam di kolam bersama tiga pria dan dua wanita.

Ketiga pria dan dua wanita ini semuanya adalah teman–teman yang baru dikenal oleh Vivi setelah sampai di kota Carson.

Katanya sih anak-anak dari keluarga kaya tetapi sehari – harinya mereka hanya bisa datang ke sini untuk makan-makan dan minum.

Kalau bukan karena kamar di villa ini sudah penuh mungkin saja mereka juga akan tinggal di

sini.

Begitu Crystal masuk ke rumahnya dia langsung berseru, “Aihh, Jaydenn, rumahmu benar- benar ada kolam renangnya!”

“Cantik sekali!”

Jay tampak bangga: “Tentu saja, aku ngga bohong, kan?”

“Bagaimana, apa kau sudah membawa baju renangmu?”

“Kalau belum, nanti aku akan meminta seseorang membawakan satu setel untukmu.”

Crystal menggelengkan kepalanya dengan marah: “Aku lupa.”

Jay langsung berkata. “Tidak apa-apa. Aku akan memberitahu kakakku dan memintanya menyuruh seseorang untuk mengantarkan satu setel untukmu.”

Pada saat ini, Nara baru saja masuk ke dalam rumah.

Jay segera menghampirinya. “Kak, apa kau bisa minta sekretarismu untuk mengantarkan satu setel baju renang untuk pacarku?”

Waktu itu aku memberikan baju renang tersebut kepada kakakmu karena kita masih merupakan saudara. Tetapi saat pacarmu datang kesini, apa aku masih harus memberikan baju renang juga? Atas dasar apa?

Kalian sudah pulang ke sini cukup lama dan selama ini juga kalian selalu makan dan tinggal di rumahku. Bahkan sekarang masih mengharuskan aku membelikan baju renang untuk pacarmu? Memangnya aku ada hutang dengan keluargamu?

Jay bergegas masuk ke dalam rumah.

Pada saat ini, ketiga pria yang ada di kolam renang menatap Nara.

Salah satu pria mendekat ke Vivi dan berbisik, “Vi, kakakmu itu sangat cantik.”

“Bentuk tubuhnya, paras mukanya, benar–benar sangat menakjubkan!”

“Apa dia sudah menikah?”

“Apa kau mau memperkenalkan dia padaku?”

Kedua pria lainnya juga langsung menghampiri. Ternyata mereka juga punya pikiran yang sama.

Vivi cemberut. “Sudah menikah sejak dulu!”

“Kalian lihat, itu suaminya.”

Beberapa orang itu menatap Reva dengan tatapan muak.

“Orang itu benar–benar suaminya?”

“Kelihatannya biasa–biasa saja. Apa yang kakakmu suka dari dirinya?”

Vivi mencibir: Hehe, siapa yang tahu?”

“Biar aku beritahu kalian yah, bocah ini hanya menantu pria di rumah ini!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat