Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 767

[HOT] Read novel Menantu Dewa Obat Bab 767

Novel Menantu Dewa Obat has been published to Bab 767 with new, unexpected details. It can be said that the author Internet invested in Menantu Dewa Obat with great dedication. After reading Bab 767, I felt sad, yet gentle and very deeply moved. Let's read Bab 767 and the next chapters of the Menantu Dewa Obat series at Good Novel Online now.

Bab 767

Selesai berbicara Alina segera bangkit berdiri dan hendak keluar.

Nara menjadi panik. Bagaimana bisa dia membiarkan mamanya keluar untuk pergi membeli baju renang?

“Oke, oke, aku akan menelepon sekretarisku!” ujar Nara dengan tak berdaya.

Alina tersenyum dengan mata berbinar: “Begitu baru benar!”

“Dia ini adik sepupumu sendiri jadi kau juga harus memperlakukannya seperti adikmu sendiri.”

“Aku tidak punya putra. Hanya kalian berdua sebagai putriku Jay sudah seperti putraku sendiri. Kau harus bersikap baik kepadanya!”

Nara terlalu malas untuk berbicara. Dia berjalan ke samping lalu menelepon sekretarisnya kemudian memintanya untuk membawakan satu setel baju renang.

Tidak lama kemudian, sekretarisnya datang dengan baju renang Chanel

Hal ini sengaja diinfokan oleh Nara karena dia tahu bahwa kalau sampai baju renangnya kurang bagus nanti si Jay pasti akan mencari gara–gara lagi dan membuat sekretarisnya datang dengan

S

sla.

Crystal yang mendapatkan baju renang itu langsung berseru dengan semangat. Dengan segera dia berlari ke kamar mandi untuk berganti pakaian renang kemudian melompat ke dalam kolam renang bersama dengan Jay.

Sekarang di luar sana sudah menjadi dunia dari beberapa bocah im.

Tidak lama kemudian, Hana dan Hiro pulang.

Melihat situasi ini hampir saja Hana memaki lagii tetapi untuk saja langsung dihentikan oleh Alina.

“Lain kali bersikap baiklah kepada Jay dan Vivi.”

“Mereka itu anak-anak dari tante ketiga kalian!”

“Apa kalian sudah lupa seberapa baiknya tante ketiga terhadap kalian?”

“Jadi orang itu tidak boleh lupa diri, apalagi sampai lupa untuk dan tidak tahu berterima kasih!”

Ujar Alina dengan marah sambil mendidik kedua putrinya.

Nara dan Hana merasa sangat tidak berdaya. Setiap kali mereka bertemu dengan hal seperti itu. Alina pasti akan berceramah. Mereka benar–benar tidak ingin mendengarnya.

Malamnya, orang–orang itu juga tetap tinggal di sini untuk makan malam.

Apa boleh buat, Reva dan Nara hanya bisa bersibuk di dapur. Memasak untuk mereka.

Menurut Alina, mereka adalah teman–temannya Jay dan Vivi jadi mereka harus menjamunya

Kalau tidak itu akan membuat malu Jay dan Vivi.

Selama acara makan malam, Vivi menggunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan Nara kepada ketiga pemuda di sampingnya.

Sementara ketiga pemuda itu, sejak masuk ke dalam rumah, mata mereka selalu tertuju kepada Nara.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat