Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 778

Read Menantu Dewa Obat Bab 778

Novel Menantu Dewa Obat has been updated Bab 778 with many climactic developments. What makes this series so special is the names of the characters ^^. If you are a fan of the author Internet, you will love reading it! I'm sure you won't be disappointed when you read. Let's read the novel Menantu Dewa Obat Bab 778 now HERE.

Reading Novel Menantu Dewa Obat Bab 778

Bab 778 novel Menantu Dewa Obat

Bab 778

Dengan cemas Alina berkata, “Kau kan ada begitu banyak teman. Apa kau bisa meminta salah satu dari mereka untuk membantumu menanganinya?”

Nara langsung mengibaskan tangannya: “Apa kau meminta aku melakukan hal–hal yang ilegal?”

“Ma, apa kau ingin aku masuk penjara juga?”

Alina berkata dengan cemas: “Apa segawat itu?”

“Ini kan hanya sebuah kecelakaan mobil saja!”

Nara langsung berkata, “Kau jangan mimpi!”

“Aku sudah mengatakannya berapa kali bahwa kau tidak boleh meminjamkan mobil kepadanya?”

“Tetapi kau tidak mau dengar, kan!”

“Sekarang telah terjadi musibahnya, aku juga tidak bisa menanganinyalTM

Alina menangis dengan getir: “Kalau begitu harus bagaimana ini?”

“Dia adalah putra dari tante ketigamu. Kau… kau tak boleh hanya berpangku tangan dan melihatnya masuk penjara!”

Nara memalingkan wajahnya dan tidak mempedulikannya.

Pada saat ini, tiba–tiba Vivi berkata, “Jay, mengapa kau begitu bodoh?”

“Cepat kau suruh Crystal duduk di kursi pengemudi, kalau begitu kan beres!”

“Crystal, dia punya SIM, setidaknya itu bukan mengemudi dengan tanpa lisensi.”

“Kalau masalah balap mobil paling – paling hanya akan dianggap ngebut. Ini hanya kecelakaan lalu lintas biasa saja dan pihak asuransi juga akan menanganinya!”

Jayden langsung berkata, “Oh ya, benar juga yah.”

“Kau benar. Oke, aku akan meminta dia untuk duduk di kursi pengemudi sekarang.”

Alina juga sangat gembira. “Aduhh, Vivi, otakmu ini memang paling encer.”

“Ini ide yang sangat bagus!”

“Crystal memiliki SIM, jadi masalah ini akan mudah ditangani.”

“Bagus sekali!”

Vivi tampak bangga: “Tante kedua, otakku memang encer.”

“Hmm, kakakku itu masih bilang dia adalah CEO sebuah perusahaan, kurasa sama sekali tidak ada apa- apanya!”

“Apa? Memangnya sebagai CEO, kau tidak menggunakan otakmu?”

Nara memelototinya dengan marah: “Aku tidak tahu apakah seorang CEO perlu menggunakan otaknya!”

“Tetapi setidaknya aku tidak akan melakukan hal–hal yang merusak, ilegal dan sembarangan seperti ini!”

Dengan marah Alina berkata, “Kau bilang apa itu?“

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat