Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 827

Summary for Bab 827: Menantu Dewa Obat

Bab 827 – Highlight Chapter from Menantu Dewa Obat

Bab 827 is a standout chapter in Menantu Dewa Obat by Free novel, where the pace intensifies and character dynamics evolve. Rich in drama and tension, this part of the story grips readers and pushes the Romance narrative into new territory.

Bab 827

Dengan lembut Reva berkata: “Ini kelabang.”

“Apa kau suka?”

“Kau bisa menyentuhnya.”

Vera terkejut: “Yang benar?”

“Aa.. aku boleh menyentuhnya?”

Reva mengangguk.

Vera menarik nafas dalam dalam lalu dengan perlahan memasukkan tangannya ke dalam tungku pil.

Kalau gadis–gadis lain, jangankan menyentuhnya, mungkin mereka akan langsung berteriak begitu menyentuhnya.

Tetapi sepertinya Vera sangat menyukai mahluk – mahluk mungil ini. Dengan perlahan dia mengulurkan tangannya lalu benar–benar menyentuh kelabang itu.

Namun yang aneh adalah saat tangan Vera terulur, semua kelabang – kelabang itu langsung tenang dan tidak gelisah lagi seolah–olah mereka baru saja diberikan pil penenang.

Akhirnya tangan Vera menyentuh kelabang tersebut. Kelabang ini sangat jinak, seolah-olah sangat menyukai perasaan ini.

Harus diketahui, bahwa semua serangga sihir yang dipelihara itu sangat ganas.

Kelabang biasa yang disentuh saja pun akan menggigit orang yang menyentuhnya, apalagi serangga sihir yang memang sengaja di pelihara.

Namun, tidak ada yang terjadi saat dia menyentuh semua kelabang ini.

Melihat hal inil Reva mengangguk sambil berpikir.

Lalu dia menutup tungku pilnya kemudian menyingkirkan kelabang tersebut.

Setelah itu dia mengelukan botol porselen besarnya yang berisi lima serangga sihir beracun yang semalam.

Reva melepaskan kelima serangga sihir beracun itu.

Vera bersorak lagi. Dia tidak terlihat takut tetapi malah lebih gembira.

Sementara itu kelima serangga sihir beracun ini tampaknya sangat patuh kepada Vera sehingga memungkinkan dirinya memegang mereka semua di tangannya. Kelima serangga sihir beracun itu seolah- olah tidak ada niat untuk menyerang siapapun.

Dan yang paling penting adalah ular merah beracun tersebut. Orang yang menyentuhnya akan mati.

Namun saat Vera memegangnya, dia sama sekali tidak merasakan apapun. Benar-benar aneh sekali.

Melihat semua hal ini membuat Reva semakin yakin dengan dugaannya.

Kemungkinan besar Vera adalah “dia” yang disebutkan oleh pria semalam itu.

Namun untuk saat ini Reva tidak ingin mengungkapkan masalah ini.

Dia masih belum tahu tujuan orang–orang ini mencari Vera, sedangkan gadis ini juga belum mampu untuk melindungi dirinya sendiri jadi untuk sementara Reva harus menyembunyikannya dulu disini.

Setelah menyimpan kembali semua serangga beracun itu lalu Reva menyuruh Vera untuk tetap tinggal di rumah dan jangan keluar kemana – mana.

“Kenapa semalaman kau tidak pulang?”

“Apa kau pergi bersenang–senang dengan si Anya itu?”

Reva meliriknya dan malas untuk mempedulikan mereka.

Vivi langsung mencibir, “Lihat, kan. Dia tidak bisa berbicara karena merasa salah di dalam hatinya.”

“Kak, kali ini, buktinya sudah sangat pasti.”

“Aku sudah bilang, bajingan ini memang benar – benar bukan orang yang baik, kenapa kau sama sekali tak

percaya kepadaku?”

Setelah Nara selesai menghabiskan buburnya lalu dia langsung meletakkan mangkuk itu di atas meja. “Kalau kalian berdua tidak ada kerjaan lain lebih baik perbanyaklah membaca buku!”

“Apa ucapanku kepada kalian berdua masih kurang jelas?”

“Reva tidak akan melakukan hal seperti itu!”

Dengan cemas Jayden berkata, “Kak, kenapa… kenapa kau lebih mempercayai orang luar daripada keluargamu

sendiri?”

“Rambut boleh sama hitam tetapi hati orang siapa yang tahu!”

“Kau jangan mau tertipu olehnya. Orang seperti ini tidak bisa dipercaya!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat