Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 857

Summary for Bab 857: Menantu Dewa Obat

Bab 857 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel

In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Bab 857 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.

Menantu Dewa Obat

Bab 857

Dokter Tanaka tampak dingin. Sambil meliriknya dia berkata, “Axel, barusan aku sudah bilang.”

“Kalau kau ingin meminta maaf maka berlutut dan bersujudlah di depan cucu perempuanku dan aku!”

Air muka Axel langsung berubah. Dengan suara berat dia berkata, “Dokter Tanaka, apa kau tidak ada toleransinya sama sekali?”

“Meskipun keluarga Shu aku tidak bisa dibandingkan dengan keluarga Tanaka-mu tetapi itu juga bukan berarti kau bisa menghina kami dengan sesuka hatimu!”

Alina juga langsung berkata, “Benar. Meskipun keponakan aku memang sudah melakukan kesalahan tetapi kau juga tidak perlu mendesak kita hingga sampai seperti ini, kan?”

“Malahan kau yang membawa begitu banyak orang ke rumah kita. Ryu Tanaka, apa yang ingin kau lakukan?”

“Apa kau ingin membasmi kami semua?”

“Apa kau pikir di dunia ini sudah tidak ada hukumnya lagi?”

Dokter Tanaka mendengus dengan dingin: “Benar, di dunia ini memang masih ada hukum.”

“Tetapi coba kau tanyakan kepada keponakanmu, dia ingin kami memanggil polisi atau masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan?”

Dengan marah Alina berkata, “Ryu Tanaka, kalau berani kau panggil saja polisinya!”

“Kau telah membawa begitu banyak orang menerobos masuk ke rumahku, aku benar-benar tidak percaya siapa yang lebih bermasalah!”

“Keponakan aku hanya berbohong, paling paling dia hanya dikatakan memfitnah saja, tetapi kau berbeda…”

Dokter Tanaka langsung berkata, “Oke, Devi, panggil polisi!”

“Katakan saja bahwa ada orang yang memperkosa wanita dan pelaku utamanya ada disini!”

“Bahkan, aku juga curiga bahwa kasus orang-orang hilang yang terjadi di kota Carson belakangan ini berhubungan dengan dia!”

Jayden langsung panik karena sebelumnya ada banyak masalah yang melibatkan dirinya. Kalau masalah kali ini berhubungan dengan dirinya lagi maka dia pasti akan dimasukkan ke penjara selama beberapa tahun.

“Tante kedua, tante kedua, tolong jangan panggil polisi!” ujar Jayden dengan cemas.

Alina tampak bingung, “Kenapa?”

“Mereka sudah menerobos masuk ke rumah pribadi, untuk apa kau takut dengan mereka?”

Nara cemberut: “Ma, apa kau masih belum sadar?”

“Bocah ini pasti telah melakukan sesuatu hal yang buruk lagi!”

Mata Alina membelalak dengan lebar, tiba – tiba dia teringat bahwa Jayden sempat berkata hendak memberikan sedikit pelajaran kepada Devi pada saat dia masuk ke rumah tadi.

Sebelumnya karena marah pada masalah Reva dan Devi jadi Alina melupakan hal ini.

Alina hampir menangis dibuatnya, “Jayden, bagai… bagaimana kau bisa melakukan hal seperti itu?”

“Dokter Tanaka, maaf, maaf, aku benar-benar minta maaf.”

“Aku meminta maaf atas nama dirinya, hati… hatimu sangat baik, tolong kau ampuni dia sekali saja…”

“Dokter Tanaka, aku mohon…”

Ekspresi dokter Tanaka tampak dingin: “Alina, tadi cara kau berbicara denganku bukan seperti ini!”

“Kalau aku tidak salah ingat, tadi kau mengatakannya dengan sangat jelas bahwa keponakanmu tidak akan pernah berbohong kepadamu, kan?”

“Dan kau masih menyebut cucu perempuanku jalang?”

Wajah Alina memerah: “Dokter Tanaka, aku tahu aku sudah salah.”

“Demi Reva, tolong kau maafkan aku sekali lagi……”

Dokter Tanaka menggelengkan kepalanya dengan perlahan, “Tidak mungkin!”

“Barusan aku sudah mengatakannya dengan sangat jelas., kalau aku yang salah maka aku akan melompat dari atas atap gedung yang di depan!”

“Aku telah mempertaruhkan hidupku untuk menyelesaikan masalah ini, sedangkan kau malah hanya ingin menyelesaikan masalah ini dengan satu kata permintaan maaf saja, apa menurutmu itu mungkin?”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat