Bab 861 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel
In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Bab 861 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.
Bab 861
Sambil menatap Alina, Axel memaki dengan kencang:
“Sekarang kau sudah bisa melihat keponakanmu dengan jelas, kan!”
“Aku sudah bilang bahwa ucapannya tidak bisa dipercaya.”
“Tetapi kau sama sekali tidak mau dengar, sehingga membuat aku yang sudah tua ini harus bersujud dan meminta maaf di depan orang lain.”
“Aduhh, aku… aku benar–benar tidak tahu telah melakukan dosa apa di kehidupan lalu–ku sehingga bisa menikahi bajingan seperti kau!”
Alina menunduk dan tidak berani mengatakan sepatah kata pun.
Kali ini, Jayden benar–benar telah melewati batas. Dia benar–benar tidak bisa membantahnya.
Axel mengutuk lagi dan akhirnya menetapkan aturan untuk Alina.
Mulai sekarang, kau tidak boleh lagi berhubungan dengan anggota keluarga
Sumarno. Kau tidak boleh lagi ikut campur dengan urusan keluarga Sumarno. Dan di dalam keluarga ini juga tidak ada lagi yang boleh menyebutkan masalah tentang keluarga Sumarno lagi!”
Alina merasa sedikit tidak rela, “Axel, masalah hari ini memang kesalahan Jayden.”
“Tetapi, sikap… sikapmu ini juga agak terlalu keterlaluan, kan?”
“Apa kau sudah lupa bagaimana Nissa membantu kita ketika kita baru menikah dan sangat miskin…”
Dengan marah Axel berkata, “Diam kau!”
“Kenapa? Apa karena dia telah membantu kita pada saat itu jadi sekarang kita harus membayar segala sesuatu yang dia lakukan tanpa pandang bulu?”
“Memangnya aku tidak memperlakukan mereka dengan baik saat mereka pulang ke China?”
“Kau menyuruh Reva untuk membantu Spencer atas masalah penandatanganan kontrak kerjasama itu, apa aku pernah mengatakan sesuatu?”
“Dan masalah tabrakan waktu itu, keluarga kita yang harus membayar 1.6 juta dolar, apa aku pernah menyatakan keberatanku?”
Dau
“Alina, Alina, jadi orang itu setidaknya kita juga harus mempunyai prinsip, kan?”
“Kalau apa yang dia lakukan itu benar, aku tidak mungkin tidak mau membantunya.”
“Tetapi, jelas – jelas dia melakukan kesalahan dan kau masih membelanya hingga seperti ini. Ini namanya tidak punya prinsip!”
“Kau yang membelanya seperti ini bukan sedang membantunya ke arah yang benar tetapi membantunya melakukan kejahatan. Kau ini sedang mencelakainya, apa kau paham?”
Nara mengangguk dengan perlahan: “Ma, kalau pada saat dia menabrak seseorang itu, dia diberi pelajaran maka hari ini juga tidak akan terjadi hal seperti ini.”
“Jayden, tante ketiga dan yang lainnya terlalu dimanjakan. Mereka sama sekali tidak memikirkan konsekwensi atas perbuatan mereka.”
“Untung saja masalah hari ini hanya melibatkan dokter Tanaka. Kalau digantikan dengan salah seorang dari kesepuluh keluarga terpandang, Ma, aku rasa meskipun kita ganti dengan seluruh aset keluarga kita juga tidak akan ada gunanya!”
“Namun, aku harus memberitahumu satu hal lagi.”
“Kalau di kemudian hari mereka mendapatkan masalah lagi, itu tidak ada hubungannya dengan keluarga Shu aku. Dan kita juga sama sekali tidak akan membantu mereka menanganinya!”
Setelah Axel menyelesaikan ucapannya, dia langsung masuk ke dalam kamarnya.
Nara juga menyeret Reva ke atas. Dia sama sekali tidak ingin ikut campur dalam masalah keluarga Sumarno.
Hana menghela nafas lalu dengan suara rendah berkata, “Ma, kau juga jangan marah lagi.”
“Ada baiknya juga untuk tidak mengijinkan keluarga Sumarno datang.”
“Jayden dan Vivi terlalu sombong dah angkuh. Di luar sana mereka selalu pamer dan berkata bahwa villa kita ini adalah milik mereka, dan kita hanya menumpang di rumah mereka.”
–
orang seperti ini, kalau
“Seharusnya kau tidak perlu bersikap ramah dengan orang tidak, di kemudian hari mereka pasti akan semakin ngelunjak!”
Alina kesal: “Cukup!”
“Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu tentang adik sepupumu?”
“Bagaimana mungkin mereka bisa mengatakan hal seperti itu?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat