Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 887

Summary for Bab 887: Menantu Dewa Obat

Summary of Bab 887 from Menantu Dewa Obat

Bab 887 marks a crucial moment in Free novel’s Romance novel, Menantu Dewa Obat. This chapter blends tension, emotion, and plot progression to deliver a memorable reading experience — one that keeps readers eagerly turning the page.

Bab 887

Reva melirik Nara lalu dengan lembut berkata, “Kepala keluarga Permana, apa kau pikir dia benar–benar telah terinfeksi dengan serangga sihirnya?”

Air muka Desmond langsung berubah. Dia segera menoleh kepada Aciel, sang guru yang ahli dengan serangga

sihir.

Aciel mendengus dingin, “Benar benar tidak tahu diri!”

Dia mengeluarkan sebuah bel dan menggoyangkannya dengan kuat setelah itu terdengar dentingan yang nyaring dan tajam.

Desmond menatap lurus ke arah Nara.

Lonceng ini digunakan untuk membangunkan serangga sihir tersebut.

Begitu bel dibunyikan maka serangga sihirnya akan menyerang orang yang terinfeksi dengan serangga sihir tersebut. Dan orang itu pasti akan merasakan sakit yang sangat tak tertahankan.

Namun anehnya Nara sama sekali tidak bereaksi. Dia tampak seolah dengan lelap.

olah benar

benar sudah tertidur

“Apa yang terjadi?” seru Desmond.

Aciel juga tercengang. Dia menggoyangkan belnya lagi namun hasilnya tetap saja sama.

Reva bangkit berdiri. “Jangan membuang buang energimu.”

“Kami sama sekali belum terinfeksi dengan serangga sihir itu!”

Mata Desmond membelalak dengan lebar: “Bagai…. bagaimana mungkin?”

“Apa jangan – jangan si jalang yang bernama Vivi itu telah membohongi kita?”

Reva menggelengkan kepalanya: “Dia tidak membohongi kalian.”

“Hanya saja makanannya telah aku ganti!”

Desmond tertegun: “Kau… kau mengganti makanannya?”

“Apa yang terjadi? Ba… bagaimana kau bisa tahu ada serangga sihir di makanannya?”

Reva terkekeh: “Desmond, kau juga sudah tahu bahwa ilmu medis aku sangat baik sehingga tidak mudah untuk mengelabui aku.”

“Jadi, kalau kalian ingin mencari masalah dengan aku seharusnya kau memilih serangga sihir yang bahkan tidak bisa terdeteksi oleh aku.”

“Menurutmu, aku akan mencurigainya atau tidak?”

Lalu dengan cemas Anthony bertanya lagi: “Lalu… lalu kau tahu darimana kalau kami akan menggunakan serangga sihir untuk menghadapimu?”

Reva terkekeh: “Tak perlu merasa heran, karena kalian bisa menebarkan cacing sihir di danau yang ada di sekitar villa, itu berarti pasti ada orang orang dari suku Maui di sekitar kalian juga.”

“Karena aku didukung oleh Austin, maka tidak mungkin bagi kalian untuk merebut barang – barangku secara terang–terangan.”

“Oleh karena itu cara yang paling baik adalah menggunakan serangga sihir untuk mengendalikan dan mengancam aku.”

“Kalian melepaskan Vivi, tujuannya tak lain ingin dia menaruh cacing sihir, betul?”

Anthony terperangah. Dia membelalakan matanya dan berkata dengan suara bergetar, “Kalau begitu, berarti kau telah mencurigai kami sejak masalah yang terjadi dengan proyek di area villa itu?”

“Ini… ini tidak mungkin. Semua itu adalah cacing sihir liar. Ba… bagaimana kau bisa menduga dan mencurigai kami?”

Reva: “Tadinya aku juga tidak menduganya hingga aku bertemu dengan beberapa orang dari suku Maui yang ada di kota Carson belakangan ini.”

Pada saat ini, Reva menatap Aciel dan berkata, “Katanya para guru dari 72 sekte Maui telah masuk ke kota Carson semua untuk mencari seseorang.”

“Jangan jangan… kalian juga sedang mencari orang ini?”

Aciel berkata dengan dingin: “Kau tahu terlalu banyak!”

“Tetapi, apa kau tahu bahwa terkadang semakin banyak yang kau ketahui maka umurmu akan semakin pendek!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat