Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 889

Summary for Bab 889: Menantu Dewa Obat

Bab 889 – Highlight Chapter from Menantu Dewa Obat

Bab 889 is a standout chapter in Menantu Dewa Obat by Free novel, where the pace intensifies and character dynamics evolve. Rich in drama and tension, this part of the story grips readers and pushes the Romance narrative into new territory.

Bab 889

Anthony sangat terkejut: “Masih bisa seperti ini?”

“Master Aciel, hama sihirmu ini benar–benar luar biasa!”

Saat dia berbicara, tikus pertama sudah menerjang ke arah Reva.

Reva juga tidak mundur, seolah–olah dia siap menerima takdirnya.

Begitu tikus itu hampir mencapai Reva tiba–tiba Reva melemparkan sebuah pil hitam ke lantai.

Tikus itu seolah tertarik dengan pil itu, dia langsung berbalik dari mengejarnya.

Setelah mengitari pil itu beberapa kali dan mengendusnya lalu tikus itu mulai memakan dan menelan pil itu.

Dan anehnya, secara perlahan tubuhnya juga mulai menyusut seolah olah mengempis hingga akhirnya kembali ke ukurannya yang semula.

Mata master Aciel membelalak dengan lebar dan ekspresi tak percaya tampak di wajahnya. “Bagaimana….

bagaimana bisa seperti itu?”

“Bagaimana bisa seperti itu?”

Reva mengibaskan tangannya, “Aciel, keluarkan serangga sihir roh–mu.”

“Jangan keluarkan mainan anak anak seperti ini. Hanya bikin malu saja!”

Aciel menatap Reva: “Ternyata ada begitu banyak orang hebat di negara China ini!”

“Reva, kau benar benar bukan orang yang sederhana.”

“Tetapi kalau kau ingin mengacaukan masalah aku maka kau harus mati!”

“Kau ingin melihat serangga sihir roh aku sendiri? Aku akan memenuhi keinginanmu!”

Setelah Aciel selesai berbicara, dia langsung salto di tempat seolah olah dia menjadi gila dan

menggumamkan sesuatu di mulutnya.

Bersamaan dengan itu, dia mengambil banyak sekali ular dan serangga dari balik tubuhnya lalu

mengunyahnya setelah itu menelannya.

Pada saat ini, tonjolan daging muncul di dadanya dan dengan perlahan bergerak ke atas seolah olah ada sesuatu yang akan keluar dari sana.

Sekitar sepuluh menit kemudian, tonjolan daging tersebut mencapai tenggorokannya.

Wajah Aciel memerah seolah

Setelah beberapa saat, tiba tangan orang dewasa.

“Karena kau sendiri yang memintanya maka hari ini aku akan memenuhi keinginanmu!”

Setelah mengatakan itu lalu master Aciel mengeluarkan seruan kecil.

Katak itu seolah–olah baru saja mendapatkan perintahnya lalu dengan perlahan menoleh ke arah Reva.

Tiba tiba dia mengeluarkan suara “wrebek” lalu dia langsung melompat ke arah Reva.

Reva menjentikkan tangan kanannya dan tampak tiga jarum perak terbang keluar secara bersama–sama dan siap untuk menusuk kodok itu.

Namun, ketika jarum perak tersebut mendarat di kulit si kodok, semuanya langsung terpental.

Kulit kodok itu sangat tebal, bahkan jarum perak pun tidak bisa menembus kulitnya.

Master Aciel tertawa terbahak bahak, “Nak, ini adalah serangga sihir roh aku sendiri.”

“Aku telah melatihnya selama 53 tahun sehingga serangga sihir roh aku ini sudah kebal!”

“Tetapi, biar aku ingatkan sesuatu kepadamu.”

“Serangga sibir roh aku ini lebih beracun dari semua penyatuan racun yang pernah kau lihat!”

Ekspresi Desmond dan yang lainnya langsung berubah. Apakah serangga sihir roh Aciel ini begitu menakutkan?

Begitu melihat kodok tersebut menyerang dirinya lalu Reva langsung merobek sepotong kain dari tubuhnya dan menjentikkannya ke kodok tersebut.

Salah seorang anggota keluarga Permana yang berada disampingnya tidak sempat menghindar sehingga begitu kodok tersebut sampai di depannya, secara refleks dia melambaikan tangannya untuk menangkisnya namun kekuatan kodok tersebut diluar bayangannya sehingga dia langsung terseret mundur beberapa langkah setelah tertabrak oleh kodok itu.

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat