Bab 909
Ekspresi Nara tampak bingung: “Ma, apa yang kau katakan ini sama sekali tak masuk akal!”
“Reva hanya ingin memeriksa pembukuannya saja, apa hubungan itu dengan gengsi keluarga kita?”
“Selain itu, siapa juga yang akan peduli dengan situasi di dalam keluarga kita?”
Axel berkata dengan emosi: “Omong kosong!”
“Sekarang Reva mau memeriksa pembukuannya itu berarti dia tidak percaya kepadaku!”
“Biar aku kasih tahu yah, kakekmu dan paman keduamu, semuanya sedang menunggu aku untuk dipermalukan!”
“Mereka selalu berkata bahwa keluarga Shu kita sekarang berada di bawah kendali seorang menantu pria.”
“Kalau dia benar–benar pergi memeriksa pembukuannya maka ini hanya akan mengkonfirmasi ucapan mereka saja, kan?”
Alina langsung mengibaskan tangannya, “Pokoknya, mulai sekarang aku akan pergi ke sana untuk mengawasi.”
“Dan juga, Reva, kau pindahkan si Herman itu!”
“Selama berada di lokasi konstruksi aku tidak ingin melihatnya!”
Axel langsung mengangguk: “Yah, pindahkan si Herman!”
“Kalau dia berani muncul di lokasi konstruksi lagi, aku… aku akan mati di depanmu!”
Nara sangat marah sekali dan hendak berdebat tetapi dicegah oleh Reva.
“Pa, ma, karena kalian sudah berkata seperti itu maka aku akan menuruti keinginan kalian saja!” jawab Reva.
Nara melirik Reva dengan geram tetapi Reva melambaikan tangannya untuk menghentikannya.
Axel dan Alina sangat gembira. Ucapan Reva membuat mereka merasa lega.
Sedangkan Hiro, dia sangat senang karena ini adalah hasil yang dia inginkan.
Tanpa adanya Reva, dia bisa menggelapkan uang perusahaan konstruksi dengan lebih banyak lagi.
Biaya dekorasi taman dan eksterior hanya 2 milyar?
Hmm, aku akan membuatnya menjadi 20 milyar!
Begitu sampai di dalam kamar, Nara langsung berkata, “Reva, bagai… bagaimana kau bisa
menuruti kehendak mereka?”
“Kalau kau bersikeras hendak memeriksa rekeningnya sekarang, kau hanya akan semakin bertengkar dengan papa dan mama. Dan ini sama sekali tak ada gunanya.”
“Kau lihat, kalau kita berdua menjadii CEO, kita masih harus mengkhawatirkan tentang tabungan kita dan berapa banyak keuntungan yang bisa dihasilkan dari kawasan villa itu.”
“Dan sekalipun pada saat itu kita sudah menghasilkan banyak uang, kita juga tetap saja tidak akan mendapatkan cukup banyak uang.”
“Tetapi, sekarang dengan hanya menjadi manajer umum, kita hanya perlu mengatur dewan direksi dan meminta uangnya saja. Kita sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan hal lainnya.”
“Kali ini, aku rasa kita berdua bisa meraup keuntungan sebanyak 10 milyar. Dan ini sudah pasti jauh lebih banyak daripada keuntungan yang didapatkan oleh seorang CEO!”
“Bagaimana menurutmu?”
Hana tertawa: “Aku tidak peduli. Nantinya kalau sudah mendapatkan uangnya, kau harus membelikan aku Ferrari. Harus lebih bagus daripada mobil Nara!”
“Dan aku juga mau villa di taman Dragon Lake. Kalau tidak Nara selalu berkata bahwa setiap hari kita hanya menumpang di rumahnya!”
Hiro tersenyum: “Tenang saja, aku akan membelikan semuanya untukmu!”
“Jangankan Ferrari dan villa, nantinya aku juga akan membelikanmu sebuah kapal pesiar.”
“Setelah proyek ini selesai, kita akan berlibur di pantai dan bermain di sana untuk beberapa bulan, oke?”
Hana sangat gembira: “Bagus sekali!”
“Hahaha, coba kau bilang, apakah si Reva akan kesal sekali pada saat itu?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat