Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 1030

Summary for Bab 1030: Menantu Dewa Obat

What Happens in Bab 1030 – From the Book Menantu Dewa Obat

Dive into Bab 1030, a pivotal chapter in Menantu Dewa Obat, written by Free novel. This section features emotional turning points, key character decisions, and the kind of storytelling that defines great Romance fiction.

Bab 1030

Nara yang berada di sampingnya saat melihat situasi ini segera bergegas membantu Axel.

“Pa, pa, kau kenapa? Apa kau baik–baik saja?”

“Kau jangan membuat aku takut!”

Nara terus berteriak dan memijat mijat lengan Axel dengan panik.

Hana yang berdiri tidak jauh dari sana, tubuhnya tampak gemetaran dan tidak berani menghampiri.

Setelah beberapa saat, Axel terbangun dengan pandangan samar.

Dia menatap Nara yang ada di sampingnya dan Hana yang berdiri di kejauhan. Tatapan bahkan tampak lebih putus asa lagi.

Dia menghela nafas dalam – dalam, “Nara, pa… papa bersalah kepadamu!”

“Dulu… dulu aku terlalu sering memperlakukan Reva dengan buruk.”

“Sekarang aku baru mengerti, pada akhirnya di dalam keluarga kita… siapa yang memperlakukan kami berdua yang tua ini dengan baik.”

“Aku benar–benar ceroboh_”

Sambil mengatakan hal itu, airmatanya berlinang. Axel tak tahan menahan tangisannya.

Nara merasa senang sekaligus sedih, “Pa, aku. aku sangat senang kau bisa berkata seperti itu!”

“Tidak peduli pernah terjadi apapun di waktu dulu, mulai sekarang mari kita perlakukan Reva dengan baik. Dan itu sudah cukup bagiku!”

Axel menyeka air matanya, “Haih, aku masih teringat dengan semua hal–hal yang pernah aku lakukan sebelumnya. Di di dalam hatiku, aku benar–benar merasa sangat bersalah!”

“Dulu aku mengira dia rela menjadi menantu benalu di keluarga kita ini hanya demi aset keluarga kita.”

“Namun, apa yang terjadi pada malam ini membuat aku melihat semuanya dengan jernih dan jelas!”

“Aku telah bersalah kepada Reva, aku juga bersalah kepadamu!”

Hana tak tahan untuk bertanya, “Pa, sebenarnya apa maksudmu?”

“Bagaimana bisa dikatakan aku memperlakukanmu dengan buruk?”

Axel memelototinya, “Kau memperlakukan kami dengan baik?”

“Oke, biar aku tanya kepadamu.‘

“Dari awal hingga akhir, apa yang telah kalian berdua lakukan atas masalah penculikan mama–mu ini? Memangnya kalian telah memberikan bantuan kalian pada keluarga ini?”

Hana. “Aku…. aku juga ingin membantu tetapi aku tidak tahu harus melakukan apa.”

“Selain itu, masalah ini terjadi juga gara–gara Reva…..”

“Dia adalah tante kecilmu sendiri. Dia tidak sama dengan tante ketigamu. Apa kita bisa mengabaikan begitu saja tentang masalah dia?”

“Sama seperti kau dan kakakmu. Kalau sampai terjadi sesuatu pada salah satu dari kalian di kemudian hari, apa yang lainnya tidak mau membantu?”

“Bia raku kasih tahu kepadamu yah, kali ini aku sama sekali tidak merasa menyesal karena telah membantu

tante kecilmu!”

Hana masih merasa enggan lalu dengan suara rendah berkata, “Kalau kau mau membantunya yah bantu

saja ”

“Tetapi masalah ini juga bukan masalah yang terlalu besar koq. Si Reva saja yang ingin memperbesar masalah ini.

Dengan marah Axel berkata, “Apa kau pikir Reva ingin membuat masalahnya menjadi besar?”

“Bukankah keluarga Park sendiri yang memperbesar masalahnya?”

“Sebenarnya, masalah ini hanya berhubungan dengan mama–mu dan yang lainnya saja sama sekali tidak ada hubungannya dengan Reva.”

“Meski Reva hanya diam saja dan duduk berpangku tangan sekali pun atas masalah ini, tetap saja tidak akan ada orang yang berani mengatakan apapun tentang dia!”

“Namun, demi masalah ini dia telah membuat hubungannya dengan keluarga Park menjadi musuh bebuyutan. Kau kau punya hak apa mengatainya?”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat