Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 1109

Summary for Bab 1109: Menantu Dewa Obat

Summary of Bab 1109 from Menantu Dewa Obat

Bab 1109 marks a crucial moment in Free novel’s Romance novel, Menantu Dewa Obat. This chapter blends tension, emotion, and plot progression to deliver a memorable reading experience — one that keeps readers eagerly turning the page.

Menantu Dewa Obat

Bab 1109

Saat Axel dan Alina sampai di Cranberry Mall, mereka berkeliling keliling disana dan terpesona dengan semua pemandangan di dalamnya.

Bagaimanapun juga, ini adalah mall terbesar dan termewah di kota Carson. Tidak mudah untuk bisa menyewa toko disini.

Bisa dikatakan kalau mall–mall lain di kota Carson tidak bisa menghasilkan uang sekalipun, Cranberry Mall pasti tetap akan menghasilkan uang!

Dan semua ini adalah berkat usaha dan kerja keras keluarga Kirk terhadap Cranberry Mall!

Beberapa tahun yang lalu, Tommy Shu ingin menyewa sebuah toko kecil disini untuk diberikan kepada Xavier, cucunya agar dia bisa mempunyai bisnisnya sendiri.

Namun setelah menggunakan banyak jaringan koneksi pun dia masih saja gagal untuk bisa menyewa toko disini.

Axel dan Alina sama sekali tidak berani berpikir untuk bisa menyewa toko disini.

Keduanya berkeliling di sekitar mall itu untuk mencari beberapa toko lagi dan bertanya tentang harga sewanya. Setelah itu mereka tercengang dengan ketakutan dan pergi dari sana dengan diam diam.

Di tengah jalan, Axel menghela nafas, “Sudahlah, lupakan saja. Jangan pikirkan tentang Cranberry Mall.”

“Tempat seperti ini bukan tempat yang bisa didatangi oleh apotek kecil seperti milik kita.”

“Bagaimana kalau kita cari mall lain saja?”

Alina tampak khawatir: “Mall lain juga tidak ada yang cocok.”

“Haih, kalau saja aku tahu lebih awal, seharusnya kita sewa toko di Silverlight Mall saja.”

“Waktu itu manajer Moor masih bilang dia mau membantu kita dengan dekorasi tokonya juga!”

Axel juga ikut menghela nafas beberapa kali lagi. Sekarang kalau mau kembali ke Silverlight Mall lagi rasanya juga tidak pantas.

Pada akhirnya, mereka berdua tidak punya pilihan lain selain pulang dulu ke rumah dan berpikir untuk berkeliling mencari toko lagi beberapa hari kemudian.

Cranberry Mall.

Begitu Reva sampai di lantai dasar, dia melihat Tiger yang sedang menunggunya dari kejauhan.

“Ada apa? Mengapa kau mengharuskan aku datang ke sini?”

Tanya Reva dengan heran.

Tiger buru–buru berkata, “Kak Reva, ini tentang masalah memasok barang untuk mall ini.”

Reva: “Bukannya ini hanya masalah sepele saja?”

“Kau adalah manajer umum mall ini, untuk apa kau tanyakan hal–hal seperti ini kepadaku?”

Tiger terkekeh: “Kak Reva, aku bisa membuat keputusan atas pemasok kecil lainnya.”

dulu?

Karena Tiger yang bertanggung jawab atas Cranberry Mall ini maka orang–orang ini langsung datang untuk menyanjungnya bak menyembah Tuhan.

Tiger sama sekali tidak mempedulikan mereka. Dia justru langsung membawa Reva ke kantornya dengan penuh hormat.

Subagio sedang duduk di sofa kantornya dan saat melihat Tiger yang masuk bersama dengan Reva, dia segera bangkit berdiri.

“Seharusnya ini adalah tuan Lee!”

“Aku sudah lama mendengar nama besarmu dan hari ini adalah pertama kalinya aku bertemu denganmu. Dan ternyata aslinya memang sama hebatnya dengan nama besarnya sendiri!”

“Aku, Subagio, masih perlu belajar lebih banyak lagi darimu!”

Reva meliriknya.

Sepertinya Subagio yang merupakan seorang pengusaha sukses ini tidak terlihat sombong.

Sebaliknya ada nada tulus dan rendah hati dalam sikapnya. Ini adalah sifat yang sulit dimiliki oleh orang lain.

“Halo, tuan Subagio.”

“Silahkan duduk!”

Reva menjawabnya dengan santai.

Dengan cepat Subagio tersenyum dan berkata, “Terima kasih, tuan Subagio.”

Reva duduk di hadapannya dan langsung berbicara ke intinya: “Tuan Subagio, apa kau pernah dengar tentang masalah yang terjadi antara aku dengan adikmu?”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat