Bab 1135 Reva Terluka
Reva terluka dengan parah tetapi master Blynx bangkit kembali ke kursi tandunya. Wajahnya. tampak biasa saja seolah tidak terjadi apa–apa.
Situasi ini membuat ekspresi Reva langsung berubah.
Sejak Reva mendapatkan warisan ilmu dari liontin giok tersebut, dia telah berkali–kali bertarung dengan orang lain namun belum pernah mengalami kerugian seperti itu.
Kekuatan master Blynx ini benar–benar tidak bisa dianggap enteng!
Monster tua yang sudah hidup selama 97 tahun lebih ini benar–benar bukan sesuatu yang bisa dia tangani sekarang.
Namun pada dasarnya, master Blynx juga sangat terkejut.
Dia sudah memukul dengan seluruh kekuatannya. Tadinya dia mengira bahwa dengan seluruh kekuatannya itu dia bisa langsung membunuh Reva.
Namun di luar dugaan, Reva hanya mundur beberapa langkah saja tanpa memuntahkan seteguk darah pun sehingga membuatnya merasa malu.
Dia melirik Reva dan berkata dengan dingin, “Hmmm, hebat juga kau karena bisa bertahan dari pukulan telapak tanganku ini!”
“Namun, mereka yang menghalangiku harus mati!”
Setelah itu dia melambaikan tangannya lalu tampak seorang pria di sebelahnya yang mengeluarkan sebuah parang kemudian berjalan lurus ke arah Reva.
Pada saat ini darah Reva bergejolak disekujur tubuhnya. Dia sama sekali tidak punya tenaga untuk melawannya sekarang.
Di saat yang kritis ini, tampak sesosok hitam yang bergegas ke arah Reva dari kejauhan.
Reva melihat dengan lebih seksama lagi dan mendapati bahwa orang yang berjalan menghampiri itu adalah Jim, tangan kanannya Austin.
Dia tidak menyangkah bahwa tangan kanannya Austin yang tampak biasa ini ternyata tidak
lemah.
Jim berdiri di depan Reva lalu berkata dengan lantang: “Master Blynx, dia adalah temannya tuan
Austin.”
“Austin tidak ingin dia mati disini jadi tolong master Blynx melepaskannya!”
Saat melihat Jim, ekspresi master Blynx menjadi dingin.
Beberapa ekspresi terlintas di wajahnya, seolah–olah sedang menimbang – nimbang pro dan kontra dari masalah ini.
Dan pada akhirnya dia tertawa dengan terbahak – bahak. “Karena dia adalah teman tuan Austin maka master Blynx ini akan mengampuni nyawanya.”
“Namun, kau harus sampaikan kepada tuan Austin dengan jelas.”
“Kalau lain kali anak ini berani menghalangiku lagi, dia tidak akan seberuntung itu lagi!”
Setelah mengatakan hal itu, lalu master Blynx melambaikan tangannya. Orang–orang itu menabuh gong dan genderangnya lagi kemudian mengangkat tandunya dan berjalan pergi dari
sana.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat