Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 1220

Summary for Bab 1220: Menantu Dewa Obat

Summary of Bab 1220 from Menantu Dewa Obat

Bab 1220 marks a crucial moment in Free novel’s Romance novel, Menantu Dewa Obat. This chapter blends tension, emotion, and plot progression to deliver a memorable reading experience — one that keeps readers eagerly turning the page.

Bab 1220 Sekumpulan Mobil Mewah

Devi masih ingin membalas ucapannya namun segera dihentikan oleh Reva.

Dia merasa malas untuk repot – repot berdebat masalah ini dengan orang

“Sudahlah, ayo kita pergi.”

“Aku masih ada hal penting yang harus dilakukan!“,

Ujar Reva.

Devi melengkungkan bibirnya dan mengikuti Reva berjalan keluar.

Namun, gadis itu sama sekali tidak mau melepaskan mereka.

www

orang itu.

Dia mengekori mereka dan berkata dengan suara keras, “Kenapa? Kalian takut ketahuan karena sudah membual yah, jadinya ingin kabur sekarang?”

**

“Huh, aku harus mengikuti kalian untuk melihatnya.”

“Aku mau lihat mobil seperti apa yang kalian dapatkan. Apa mungkin bisa lebih baik daripada mobil yang didapatkan oleh kak Arif kami!”

Beberapa orang lainnya juga ikut berteriak dengan kencang: “Benar, hari ini kita harus melihatnya dengan jelas!”

“Berani

beraninya berkata bahwa Maybach itu mobil bobrok? Huh, aku mau lihat, mobil mewah macam apa yang bisa kau dapatkan?”

“Ayo jalan, kita lihat bersama–sama!”

Semua orang langsung mengekori Devi dan Reva.

Arif mendengus dingin sambil mengikuti langkah mereka dari belakang. Reva dan Devi tidak mengenakan pakaian yang bermerek sehingga dia merasa bahwa kedua orang ini hanya membual saja untuk tampak seperti orang kaya.

Karena itu, dia hendak mengikuti mereka untuk mempermalukan kedua orang ini.

Sambil berjalan keluar, Arif menghubungi perusahaan tempat dia menyewa mobil dan meminta mereka untuk memarkirkan mobilnya di depan pintu keluar bandara.

Saat berjalan keluar nanti, dia ingin ketiga unit Maybach itu menunggunya di depan pintu keluar. Dia ingin membuat penyambutan yang semarak sehingga Devi bisa melihat bahwa ekonominya sangat bagus!

Nantun sayangnya, sang sopir dari perusahaan tempat dia menyewa mobil berkata dengan canggung, “Tuan Arif, aku benar–benar harus meminta maaf. Mobil kami tidak dapat masuk hingga ke depan pintu keluar bandara!”

Arif merasa kesal sekali: “Kenapa tidak bisa masuk?”

“Aku sudah kesini puluhan kali dan setiap kali mobil yang aku sewa itu selalu bisa masuk hingga ke depan pintu keluar bandara. Lalu mengapa kali ini tidap bisa?”

Sopir: “Tuan Arif, situasi kali ini agak khusus dan berbeda.”

Segera setelah itu diikuti dengan sederetan mobil mewah yang melaju masuk.

Sekilas, tampak seperti ada sekitar empat puluh hingga lima puluh unit mobil yang semuanya merupakan mobil mewah papan atas.

Dan mobil terdepan itu adalah Rolls Royce.

Di belakangnya diikuti dengan mobil – mobil mewah lainnya. Ada Ferrari, Lamborghini dan lain – lain sehingga membuat tatapan semua orang terpukau.

Dan yang paling penting adalah di kedua sisi konvoi mobil itu ada dua baris pria berjas hitam yang mengikuti konvoi mobil itu.

Arif dan yang lainnya dibuat sangat terkejut dan tercengang.

Meskipun keluarga Arif sangat kaya tetapi dia juga belum pernah melihat dan bertemu dengan situasi seperti itu.

Saat konvoi mobil itu tiba di depan pintu keluar, kedua baris pria itu langsung berdiri tepat di kedua sisi konvoi mobil tersebut seperti dua regu penjaga.

Pintu depan Rolls–Royce itu terbuka dan ada dua pria yang langsung menyambut mereka kemudian dengan cepat karpet merahnya digelar hingga mencapai depan pintu keluar bandara.

Seorang pemuda tampan berjalan keluar dari dalam Rolls–Royce dengan tersenyum dan kepalanya yang terangkat tinggi serta sambil memegang sebuah buket bunga.

Saat melihat pemuda ini membuat para gadis yang ada di sekitar tidak bisa menutup mulutnya.

Ini adalah pangeran tampan yang mereka impi – impikan!

Di bawah tatapan semua orang, si pemuda itu langsung berjalan ke sisi Devi.

Dia menyerahkan buket bunga ditangannya itu kepada Devi dan sambil tersenyum kecil dia berkata, “Dik Devi, sudah lama tak bertemu!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat