Chapter 425 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel
In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Chapter 425 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.
Menantu Dewa Obat
Bab 425
Edgar dan teman–temannya saling memandang dan merenung untuk waktu yang cukup lama. Lalu salah satu dari mereka menggerakkan giginya dan berkata, “Direktur Shu, aku.. aku bersedia menambahkan 5% dari harganya. Aku harap direktur Shu dapat memprioritaskan kami untuk mendapatkan pasokan ini!”
Melihat situasinya lalu beberapa orang yang lain satu demi satu ikut berbicara. Semuanya mengatakan ingin menambahkan 5% dari harga yang seharusnya.
Hati Nara tersentuh. Dengan harga ini perusahaan memang bisa mendapatkan keuntungan yang banyak
Tetapi Reva langsung menggelengkan kepalanya. “Maaf, kami tidak dapat melanggar perjanjian hanya karena demi harga yang ditambahkan 5% ini!”
Semua orang saling menatap. Mereka dapat melihat bahwa Reva masih kurang puas dengan nominalnya.
Edgar menggertakkan giginya, “Kalau... kalau begitu 10%, bagaimana?”
Reva masih menggelengkan kepalanya.
Ekspresi Edgar langsung berubah. “Tuan Lee, berapa... berapa banyak yang kau inginkan?”
Reva tersenyum dengan ringan sambil mengulurkan dua jarinya.
Ekspresi semua orang yang berada di sana langsung berubah, “Dua puluh persen?”
“Tuan Lee, harga.. harganya ini terlalu tinggi. Kami tidak bisa mendapatkan keuntungan!”
Reva menggelengkan kepalanya. “Yang aku katakan itu bukan dua puluh persen!”
“Aku bilang dua kali lipat!”
Mata semua orang langsung melebar dan mereka semua hampir muntah darah mendengarnya.
Dua puluh persen saja mereka sudah sulit untuk menerimanya dan ini malah diminta dua kali lipat? Bagaimana mungkin bisa?
Dengan cemas Edgar berkata, “Tuan Lee, meskipun kami mendapatkan obatnya pun, harganya tidak mungkin akan berlipat ganda.”
“Selain itu masih ditambah dengan biaya sewa, karyawan dan berbagai pengeluaran lainnya. Keuntungan kami kurang dari 50%.”
“Kau... kau bilang ingin dua kali lipatnya? Ini… ini sama sekali tidak memungkinkan!”
Reva terkekeh, “Tidak masalah. Kalau kalian tidak bisa menerimanya, aku juga tidak akan memaksa!”
“Jual beli tidak jadi tetapi kita masih bisa berteman kan!”
“Okc saudara — saudara semuanya, Nara masih ada rapat jadi kami tidak dapat menemani kalian lagi!”
Edgar dan yang lainnya langsung memucat. Mereka sama sekali tidak bisa pergi.
Tanpa kerjasama dengan perusahaan farmasi Shu, mereka pasti akan bangkrut.
“Tuan Lee, bagai... bagaimana kalau 40%?”
“Kami tidak mendapatkan untung tetapi setidaknya berikan sebuah jalan untuk kami.” Ujar Edgar dengan gemetaran.
Mengijinkan mereka membeli produk dari perusahaan lain, sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan dari tempat lain.
In Sun Aug 28
Namun, mereka juga tidak punya pilihan lain lagi.
Saat ini mereka hanya bisa memilih untuk bangkrut atau melakukan sesuai apa yang Reva katakan. Setidaknya mereka masih bisa bertahan daripada harus menghadapi kebangkrutan.
Orang – orang itu sangat menyesalinya. Kalau saja pada waktu itu mereka tidak membatalkan pesanan bukankah itu adalah hal yang sangat baik.
Harus diketahui bahwa pada waktu itu ada seorang bos yang tidak membatalkan pesanan.
Dan karena itu dia juga dihargai oleh Kenji. Kenji memberi banyak sumber daya medis kepadanya. Bos ini pasti akan menghasilkan banyak uang.
Saat membandingkan diri mereka dengan bos itu, Edgar dan teman – temannya benar– benar merasa sangat sengsara.
Tetapi apa boleh buat?
Siapa suruh mereka terlalu picik sehingga melewatkan kesempatan yang begitu baik itu?
Semua ini gara – gara ulah mereka sendiri. Hanya bisa dikatakan bahwa mereka memang pantas mendapatkannya.
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat