The Menantu Dewa Obat story is currently published to Bab 661 and has received very positive reviews from readers, most of whom have been / are reading this story highly appreciated! Even I'm really a fan of Internet, so I'm looking forward to Bab 661. Wait forever to have. @@ Please read Bab 661 Menantu Dewa Obat by author Internet here.
Bab 661
Dia dipeluk dengan begitu erat oleh seorang wanita dan yang paling penting, si wanitanya masih telanjang bulat dengan bentuk badannya yang bagus sehingga membuat Reva merasa sedikit khawatir.
Namun, dengan cepat dia segera mendapatkan kembali ketenangannya.
Tidak, aku adalah seorang pria yang sudah berkeluarga!
Sambil menarik nafas dalam – dalam, Reva membalikkan badannya lalu membungkuskan selimutnya di sekujur tubuh Devi.
Kemudian, dia langsung bangkit berdiri dan menggulingkan Devi ke atas tempat tidurnya dengan selimut yang sudah membungkus dirinya.
Devi berseru, “Hei, kau sedang apa ini?”
“Lepaskan aku!”
Reva meliriknya dan melihat wajah Devi yang memerah. Matanya tampak menawan dengan rambutnya yang berantakan.
Dengan gayanya yang seperti itu, pria manapun pasti tidak akan bisa tahan.
Karena bagaimanapun juga Reva adalah seorang pria yang berdarah panas dengan hasrat yang masih kuat, jadi dia tidak berani menatapnya lebih lama.
“Nona Devi, aku adalah seorang pria yang sudah berkeluarga!” Reva menekankan lagi ucapannya.
Devi: “Aku sudah bilang, aku tidak peduli.”
“Aku suka padamu jadi aku tidak peduli entah kau sudah punya istri ataupun tidak aku tetap saja suka padamu.”
“Memangnya salah kalau aku ingin bersamamu karena aku suka padamu?”
Reva mengerutkan keningnya, “Maaf, aku sangat mencintai istriku.”
Devi: “Aku tidak meminta kau bercerai dengannya.”
“Asalkan bisa bersamamu, tanpa statuspun aku rela.”
Reva sudah mau muntah darah dibuatnya, ucapan macam apa yang dia katakan itu?
Reva: “Tetapi, aku tidak bisa melakukan hal–hal yang menyakiti istriku!”
Devi terdiam sejenak lalu matanya memerah, “Kau... kau menganggap remeh aku?”
“Kau merasa bahwa karena dulu aku pernah pacaran dengan orang lain sehingga mengira aku kotor, kan?”
“Dulu... dulu aku memang tidak cukup baik, oleh karena itu aku juga tidak meminta apapun darimu. Karena aku tahu aku tidak cukup berkualifikasi.”
“Tetapi.... aku hanya ingin kau menemaniku saja, masa tidak boleh?”
Ujar Devi dengan air matanya yang berlinangan di pipinya.
Melihat Devi yang bersikap seperti ini membuat Reva merasa bingung.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat