Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 674

Summary for Bab 674: Menantu Dewa Obat

Bab 674 – Highlight Chapter from Menantu Dewa Obat

Bab 674 is a standout chapter in Menantu Dewa Obat by Free novel, where the pace intensifies and character dynamics evolve. Rich in drama and tension, this part of the story grips readers and pushes the Romance narrative into new territory.

Bab 674

Si remuk Boy memucat lalu menghela nafas, “Tuan Frans, aku… aku benar-benar tidak bermaksud untuk menjahatimu.”

“Aku mendapatkan benda ajaib ini sekitar sepuluh tahun yang lalu. Dan itu memang dapat memperpanjang umur dan efeknya juga sangat bagus.”

* Tetapi, belakangan ini, satu demi satu anggota keluargaku mengalami sesuatu jadi aku pergi mencari seorang ahli peramal untuk meramal.”

“Si ahli peramal itu berkata bahwa beberapa tahun terakhir ini kekayaan aku terus menurun karena benda ajaib ini sedang menentang aku. Oleh karena itu, aku harus menjual benda ajaib ini.”

“Karena alasan yang pertama, itu bisa untuk menyelamatkan nyawaku dan yang kedua agar aku tidak terus merugi.”

“Sebenarnya tidak ada masalah dengan benda ajaib itu. Masalahnya hanya benda itu menentang aku secara pribadi!”

Frans tampak ragu.

Reva terkekeh. “Si gemuk Boy, ahli ramal yang kau cari itu cukup hebat.”

“Setidaknya dia bisa tahu bahwa masalalınya ada pada benda ajaib ini.”

**Tetapi itu tidak ada hubungannya dengan keberuntungan!”

Si gemuk terkejut, “Kalau memang berkaitan dengan benda ajaib ini lantas mengapa tidak ada hubungannya dengan keberuntungan?”

Dengan lembut Reva berkata, “Apa kau pernah membeli beberapa produk yang terbuat dari gading gajah dalam tiga bulan terakhir ini?”

Si gemuk Boy berpikir sejenak, “Ya, aku membeli beberapa cangkir yang terbuat dari gading gajah, ada apa?”

Reva berkata, “Coba kau pikirkan baik – baik, apakah semua hal ini terjadi setelah cangkir gading itu dibawa pulang?”

Si gemuk Boy berseru, “Aihh, kalau kau tidak bilang, aku bahkan tidak memikirkannya.”

Memang benar, sejak cangkir gading itu dibawa pulang, satu demi satu kecelakaan terjadi di dalam rurnah.”

Tuan Lee, maksudmu, cangkir gading itu bermasalah?”

Keva menggelengkan kepalanya, “Cangkirnya tidak ada masalah!”

Si gemuk Boy: “Kalau begitu masalahnya tetap pada benda ajaib ini?”

Reva menggelengkan kepalanya lagi: “Benda ajaib ini juga tidak ada masalah!”

Si gemuk Boy tercengang: “Lalu dimana masalahnya?”

Reva terkekch: “Kalau cangkir dan benda ajaib ini disatukan baru akan terjadi masalah.”

Si gemuk Boy melebarkan matanya, “Kenapa?”

“Dia hanya bisa dikalahkan oleh kak Reva. Oleh karena itu dia sangat menghormati kak Reva!”

Si gemuk Boy dan Frans saling menatap dengan gugup. Tadinya mereka juga bertanya-tanya dengan heran bagaimana mungkin Vincent yang begitu sombong itu bisa begitu menghormati pemuda ini

Akhirnya sekarang mereka mengerti alasan dibaliknya!

Si gemuk Boy juga sangat pintar, dia langsung berkata, “Dokter Reva, tolong obati aku!”

“Aku akan memberikan tungku pil ini kepadamu, dan berapapun uang yang kau inginkan, aku... aku akan inemberikannya kepadamu.*

“Tolong selamatkan aku dan juga putra mungilku yang malang itu.”

–Dia dia lebih parah daripada aku. Aku khawatir dia tidak bisa bertahan terlalu lama.”

Reva mengangguk dan berkata, “Aku sudah bilang, kau sangat tulus.”

“Oleh karena itu, aku tidak mau uangnya. Kau bisa berikan aku tungku pilnya saja. Aku akan menganggapnya sebagai biaya pengobatan kalian.”

“Setelah menerima biaya pengobatannya, aku pasti akan menyelamatkan kalian!”

Si gemuk Boy sangat senang sekali. Pada akhirnya dia mengerti apa yang Reva katakan barusan!

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat