Bab 707 – Highlight Chapter from Menantu Dewa Obat
Bab 707 is a standout chapter in Menantu Dewa Obat by Free novel, where the pace intensifies and character dynamics evolve. Rich in drama and tension, this part of the story grips readers and pushes the Romance narrative into new territory.
Bab 707
Devon dan yang lainnya tercengang. Kenapa jadi begini?
Devon buru-buru berkata, “Pak polisi, mereka… mereka ini benar-benar hanya ingin membantu Reva memikul kesalahannya!”
“Kami semua dihajar oleh Reva!”
Kapten meliriknya lalu menatap pria yang bertato itu. “Apa yang terjadi?”
Pria bertato itu berkata, “Jadi begini.”
“Kami datang memeriksakan diri kepada dokter Reva tetapi mereka ini malah datang untuk mencari gara – gara.”
“Kami emosi jadi memberi mereka pelajaran.”
“Para dokter dan perawat di sini semuanya bisa menjadi saksi.”
Beberapa dokter dan perawat mengangguk–angguk. Mereka semua adalah anak buah dekan yang dan datang kesini karena mendapatkan instruksi khusus dari dekan.
Salah satu perawat berkata, “Pak polisi, kau pikir sendiri saja, apa mungkin dokter Lee bisa menaklukkan mereka yang begitu banyak itu dengan sendirian?”
“Itu benar–benar tidak masuk akal!”
“Dan juga lihat barang–barang yang mereka bawa itu ada pisau lipat dan sejenisnya.”
“Mereka membawa pisau lipat ke rumah sakit. Itu kan sudah jelas bahwa mereka sengaja mau mencari gara – gara dan berkelahi di sini!”
Devon sangat marah sekali hingga dia menunjuk si perawat dan berteriak, “Persetan, apa yang kau katakan itu?”
“Coba kau katakan sekali lagi!”
“Kau berani menjebak aku? Percaya tidak kalau aku akan membunuhmu!”
Sang kapten kesal: “Diam!”
“Siapa yang mau kau bunuh?”
“Coba kau katakan sekali lagi!”
Ijinkan aku untuk mengingatkanmu, semua yang kau katakan sekarang telah kami rekum dan bisa digunakan sebagai buku untuk menuntutnu di kemudian hari!”
Devon tercengang
Dia terbiasa bersikap angkuh dan semena–mena dan sekarang di depan polisi pun beraninya
dia mengancam akan membunuh orang, bukankah ini sama saja dengan cari mati namanya?
Pada saat ini, sang kapien sudah merasa tidak senang dengan Devon dan yang lainnya
Mata para pemuda dari keluarga konglomerat itu langsung menyala. Ya, di rumah sakit ada banyak kamera CCTV. Dan ini adalah bukti yang paling kuat.
Scorang dokter tersenyum dan berkata, “Maaf, ini adalah departemen yang baru saja dibuka. Gedungnya baru saja dibangun jadi belum ada kamera CCTV yang terpasang.”
Devon benar–benar merasa putus asa. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa kali ini bukannya untung malah buntung,
Tadinya mereka sengaja memanggil polisi untuk menangkap Reva tetapi tak disangka Reva malah baik–baik saja sementara mereka malah mendapatkan masalah.
Senjata – senjata yang mereka bawa tadi seperti pisau lipat dan sejenisnya, semua telah dibawa pergi oleh para petugas polisi,
Kalau nantinya ini semua di selidiki maka tidak ada satu pun dari mereka yang bisa berkelit!
Dan akhirnya. Devon serta teman–temanny:1, para pria bertato, dokter dan perawat semuan dibawa pergi.
Di sisi lain, tidak ada hal apapun yang terjadi dengan Reva. Dia duduk dengan santai di kantor sambil minum tch.
Semua ini telah diatur olch Austin yang sudah memberikan instruksi kepada Kenji.
Orang — orang ini memang sengaja disuruh datang ke sini untuk menanggung perbuatan perkelahian tadi dan mereka semua hanya terluka sedikit saja sama sekali bukan masalah besar.
Apalagi Austin juga akan memanggil pengacaranya secara pribadi untuk menangani masalah ini. Dan pada akhirnya mereka hanya perlu membayar denda saja.
Namun para pemuda dari keluarga konglomerat ini mungkin akan mendapatkan hukuman yang lebih berat karena membawa senjata – senjata seperti itu ke rumah sakit!
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat