Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 708

Summary for Bab 708: Menantu Dewa Obat

Bab 708 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel

In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Bab 708 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.

Bab 708

Pukul sembilan malam.

Sebuah BMW seri 7 melaju perlahan ke sebuah villa di pinggiran kota Carson.

Kedua orang yang ada di dalam mobil itu lalu turun dari dalam mobil. Yang satu adalah Hiro dan yang satunya lagi adalal Hana.

Ekspresi Hana tampak penuh dengan keraguan, “Suamniku, mengapa tuan Rodriguez dan yang lainnya mencari kita?”

*Kalau ada sesuatu seharusnya mereka mencari papa dan mama, kan?”

“Kenapa mereka hanya memanggil kita saja yang datang kesini tetapi tidak dengan papa dan mama?

Hiro terkekeh: “Bukannya lebih bagus kalau begini?”

“Kalau ada apa – apa, tuan Rodriguez dan yang lainnya bisa langsung mengatakannya kepada kita.”

“Ini artinya tuan Rodriguez dan yang lainnya lebih percaya kepada kita, paham ngga?”

Tiba – tiba Hana tersadar dan wajahnya berseri – seri: “Baguslah kalau begitu.”

“Kalau kali ini kita bisa mendapatkan dukungan dari tuan Rodriguez dan yang lainnya, hmm, aku yakin kalau nantinya kita mau mengendalikan perusahaan farmasi Shu sama sekali tidak ada masalah lagi!”

“Setelah itu kita ambil alih perusahaan konstruksinya maka seluruh aset keluarga akan jatuh ke tangan kita!”

Hiro mengangguk sambil tersenyum.

Hana tidak menyadari ada seberkas cahaya dingin yang tersembunyi di dalam mata Hiro.

Keduanya lalu berjalan ke salah satu bangunan kecil. Begitu masuk, mereka sudah mendengar raungan kesakitan dan jeritan dari dalam ruang tamu.

*Pa, aku tidak peduli. Aku harus membuat orang yang bernama Reva itu mati!”

“Pa, kau lihat dia sudah menghajar kita sampai seperu ini dan juga telah menuduh kita dengan sembarangan. Dia bilang bahwa kita sengaja mencari gara – gara dan berkelahi di sana.”

“Kami sudah dikurung selama sehari dan menderita cedera yang serius serta kelaparan selama sehari. Seumur hidupku aku belum pernah mengalami penderitaan separa ilu. Pa, kau harus

einbantuku membalas dendam!”

Mereka yang berbicara ini adalah para pemuda dari keluarga konglomerat yang pergi mencari keva hari ini.

Sekarang, mereka semua berbaring di sofa dan yang satu tampak lebih menyedihkan daripada yang lainnya

Dengan perban yang membalur tubuh mereka dan wajahnya yang kuyu, mereka benar-benar tampak mengenaskan sekali hari ini.

Di sisi lain ada beberapa pria paruh baya yang termasuk tuan Rodrigucz juga di dalamnya.

Orang–orang ini adalah ayah dari para pemuda – pemuda manja ini.

Melihat mereka, Hiro segera memberi hormat, karena semua orang–orang ini adalah orang – orang terpandang dan pengusaha kaya di kota Carson.

Seorang pria gemuk berbicara sambil tersenyum. Dia adalah Peter Marpaung, ayah dari tuan muda Marpaung yang merusuh hari ini

Hiro merasa tersanjung. Dia mengucapkan terima kasih secara berulang–ulang dan mengajak Hana untuk duduk

Pada saat ini, seorang bos berkata dengan serius, “Tuan Rodriguez, kau mengundang kami semua datang kesini hari ini bukan hanya untuk melihat kondisi putraku yang menyedihkan ini, kan?”

“Masalah ini terjadi juga gara-gara ulah putramu. Kau harus memberikan penjelasan kepada kami!”

Yang lainnya juga ikut menatap tuan Rodriguez karena mereka sangat marah sekali atas kejadian

ini.

Tuan Rodriguez mengangguk. “Tentu saja.”

“Aku mengundang kalian semua ke sini hari ini karena aku ingin berdiskusi dengan kalian semua tentang cara menyelesaikan masalah ini secara keseluruhan!”

Salah satu pria itu mengerutkan keningnya dan berkata, “Aku mendapat kabar bahwa kali ini orang yang menanggung masalah ini adalah Kenji Shim.”

“Tuan Rodriguez, apa kau berencana untuk melawan Kenji?”

Semua orang mengerutkan keningnya. Kenji bukan orang sembarangan.

Dan bersamaan dengan ini tiba–tiba terdengar suara bernada dingin dari belakang

“Memangnya siapa si Kenji itu?!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat