Chapter Summary: Bab 791 – Menantu Dewa Obat by Free novel
In Bab 791, a key moment in the Romance novel Menantu Dewa Obat, Free novel delivers powerful storytelling, emotional shifts, and critical plot development. This chapter deepens the reader’s connection to the characters and sets the stage for upcoming revelations.
Menantu Dewa Obat Chapter 791
Pengacara Finner mengangguk dengan perlahan: “Mobil itu dikemudikan oleh pacarnya sehingga bisa dianggap mobil ini dipinjamkan kepada pacarnya dan bukan kepadanya.”
“Tuan Shu, selamat.”
“Kalau pacarnya benar-benar punya SIM, maka kau tak perlu ikut memikul tanggung jawab ini!”
“Sebaliknya, mobilmu yang sudah ditabrak hingga rusak juga harus mendapatkan kompensasi yang sesuail”
Axel sangat gembira: “Yang benar?”
“Apa… apa masih bisa seperti itu?”
“Kamu tidak membohongiku, kan!”
Spencer langsung panik lalu dengan cemas berkata, “Kentutmu!”
“Apa kau paham soal hukum?”
“Crystal tidak kenal dengan mereka, bagaimana mungkin bisa meminjam mobil dengan mereka?”
“Mobil ini memang dipinjamkan kepada anakku!”
Pengacara Finner sama sekali tidak mempedulikan Spencer. Dengan santai dia berkata, “Karena gadis ini yang menyetir mobilnya, tentu saja ini dianggap bahwa mobil ini telah dipinjamkan kepada gadis itu.”
“Dan setelahnya siapapun yang menyetir mobil itu nantinya itu sudah merupakan masalah gadis ini dengan orang yang dia ijinkan untuk menyetir. Dan ini sudah tidak ada hubungannya lagi dengan tuan Shu!”
Axel tertawa: “Bagus sekali! Bagus sekali!”
“Aku sudah bilang, kan tadi. Hal ini memang tidak ada hubungannya denganku.”
“Spencer, kau selesaikan sendiri saja masalah yang disebabkan oleh anakmu itu.”
“Hmm, sekarang masalah itu sudah tidak ada hubungannya lagi denganku!”
Sambil mengatakan itu, Axel berjalan menghampiri Reva dan menepuk – nepuk bahu Reva dengan penuh semangat.
“Reva, kerja bagus!”
“Pengacara ini sangat profesional. Benar-benar sangat luar biasa!”
“Nanti kau bantu sampaikan terima kasihku kepadanya!”
Jarang jarang Axel memuji Reva dan itu benar-benar ungkapan tulus dari hatinya.
Reva senyum-senyum: “Pa, yang paling penting adalah kita bertindak sesuai aturan.”
Axdel mengangguk angguk: “Itu benarl”
“Kita memang bertindak sesuai aturan!”
“Aku mengemudikan mobil ini masuk ke dalam halaman lalu setelah itu mereka menyetir mobilnya dan pergi.”
Pengacara Finner mengangguk dan terkekeh. “Tadi saat aku datang kesini, aku melihat ada kamera CCTV di depan halaman.”
“Kamera CCTV ini adalah bukti terbaik!”
Mata Axel langsung menyala. Dengan penuh semangat dia berkata: “Ya, benar. Memang ada kamera CCTV di depan halaman rumahku!”
“Pada saat itu Crystal yang menyetir mobilnya. Aku melihatnya dengan sangat jelas dan kamera CCTV juga merekam semuanya!”
“Spencer, kau masih ingin menuduh aku?”
Jangan mimpil”
Spencer tercengang. Tadinya dia hendak berkelit dengan tidak mengakui bahwa Crystal yang mengemudikan mobil itu, tetapi sekarang sudah tidak bisa lagi.
Slapa sangkat ternyata masih ada kamera CCTV di sini. Kali ini, dia sama sekali tidak bisa berkelit lagi.
Pengacara Finner melirik Spencer lalu dengan perlahan berkata, “Memberikan kesaksian palsu dan menuduh serta memfitnah orang dengan sembarangan adalah tindakan yang melanggar hukum.”
“Tuan Spencer, aku harap kau bisa memikirkannya lagi sebelum berbicara!”
Axel tersenyum dengan puas: “Itu benar.”
“Kalau berani menuduh aku lagi, hati-hati saja aku akan menuntutmu dengan pasal pencemaran nama baik. Hahahaha….”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat