Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 797

Summary for Bab 797: Menantu Dewa Obat

Summary of Bab 797 from Menantu Dewa Obat

Bab 797 marks a crucial moment in Free novel’s Romance novel, Menantu Dewa Obat. This chapter blends tension, emotion, and plot progression to deliver a memorable reading experience — one that keeps readers eagerly turning the page.

Bab 797

Reva langsung terpana dengan ucapannya ini. Dia mengibaskan tangannya: “Tante ketiga, terserah kau saja kalau mau berpikir seperti itu.”

“Aku tidak mau mengurus masalah ini lagi. Kau juga jangan bertanya kepadaku!”

Setelah mengatakan itu lalu Reva bangkit dan naik ke atas.

Anissa berteriak dari belakang, “Kau mau menakut – nakuti siapa?”

“Apa kau piir aku tidak bisa mencari pengacara?”

“Biar aku beritahu yah, perusahaan suami aku juga punya firma hukum khusus yang bekerja sama dengan mereka!”

“Aku akan meminta mereka saja yang menangani masalah ini besok!”

“Aku peringatkan kepadamu. Kalau mereka meminta uang yang lebih sedikit daripada apa yang kau katakan maka aku akan membuat perhitungan denganmu!”

Reva juga tidak berbicara lagi dengannya. Dia langsung menutup pintu kamarnya.

Wanita ini benar – benar tak masuk akal lagi sama sekali.

Anissa duduk di sofa dengan marah: “Kak, bagaimana kau bisa tahan dengan sampah seperti dia?”

“Orang macam apa sih dia itu?”

“Semalam waktu dia bilang satu juta itu saja aku sudah merasa ada yang tidak beres.”

“Tak kusangka ternyata hari ini harganya naik lagi. Ini jelas – jelas ingin menipu namanya.”

“Meski dikatakan bahwa keluargamu yang membayar biaya kompensasinya tetapi aku benar-benar tidak senang.”.

“Pria tak berguna ini hanya ingin mencari kesempatan untuk mengisi kantongnya sendiri!”

Alina mengibaskan tangannya: “Nissa, sudahlah jangan marah lagi.”

“Kalau memang benar-benar tak bisa, besok aku akan menemanimu untuk pergi mencari pengacara lain!”

“Aku benar-benar tak percaya, memangnya seberapa banyak sih uang yang dibutuhkan untuk masalah sepele seperti itu?”

Anissa mengangguk dengan cepat.

Tidak lama kemudian, Nara baru saja pulang dari kantornya.

“Ma, tante ketiga, apa yang dikatakan oleh pengacara Finner?”

Nara masih tidak tahu masalah yang barusan terjadi.

1/2

Vivi yang duduk di sebelahnya langsung berkata, “Aduhh, kakak sepupu, suamimu itu benar benar hebat!”

“Sekarang sudah berani berkomplot dengan orang luar untuk menilep uang keluarga kita.”

“Ckckck… aku benar benar tidak mengerti apa sih yang kau sukai dari dia?”

Alina mengerutkan keningnya: “Nara, apa maksudmu dengan ucapan itu?”

“Tante ketigamu melakukan ini juga demi untuk kebaikanmu. Dia khawatir keluarga kita akan ditipu.”

“Apalagi, semalam sudah bilang satu juta tetapi sekarang tiba-tiba berubah menjadi 1.6 juta.”

Nara mengibaskan tangannya. “Jangan banyak omonglah.”

“Demi untuk kebaikanku?”

“Seperti inikah caranya kalau demi untuk kebaikanku?”

“Kalau dia benar-benar berpikir dan melakukannya demi untuk kebaikanku, lebih baik jaga putranya saja dengan benar dan jangan membuat masalah di luaran sana.”

“Selain itu, pengacara Finner sudah bilang semalam bahwa setidaknya biaya itu mau menghabiskan satu juta dolar. Apa kalian tidak mengerti dengan apa arti kata ‘setidaknya’?”

Anissa mengerutkan keningnya: “Nara, aku tahu masalah kali ini membuatmu kesal karena harus mengeluarkan biaya kompensasinya.”

“Tetapi apa menurutmu kami berharap terjadi hal seperti ini?”

“Waktu di luar negeri Jayden juga sering menyetir dan tidak pernah terjadi hal seperti ini.”

“Ini kan hanya karena dia baru saja pulang ke Jakarta sehingga dia belum terbiasa dengan situasi disini jadi terjadi masalah seperti ini.”

“Kau berkata seperti itu seolah-olah kami sengaja ingin membiarkan dia mengalami kecelakaan saja?”

Menantu Dewa Obat

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat