Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 809

Summary for Bab 809: Menantu Dewa Obat

Bab 809 – Highlight Chapter from Menantu Dewa Obat

Bab 809 is a standout chapter in Menantu Dewa Obat by Free novel, where the pace intensifies and character dynamics evolve. Rich in drama and tension, this part of the story grips readers and pushes the Romance narrative into new territory.

Bab 809

Rio dan dekan Bobby mengangguk dengan penuh semangat.

Selain itu, keduanya benar benar percaya sepenuhnya kepada Reva.

Ini adalah ahli pengobatan yang sebenarnya!

Dibandingkan dengan para penipu yang suka menyebarkan beritanya kemana mana ini benar – benar jauh sekali bedanya.

Reva mengeluarkan jarum peraknya lalu berjalan dua langkah di sekitar tempat tidur gadis itu kemudian langsung menusukkan jarumnya. Tujuh jarum perak ditusukkan di kepala serta bahunya dengan sangat akurat.

Dekan Bobby tercengang.

Tidak perlu mengatakan yang lain. Hanya dengan teknik dan keakuratan jarumnya saja sudah sangat mengejutkan.

Rio mengingatkannya dengan hati – hati: “Tuan Reva, cederanya dia di tulang belakang…”

Reva mengangguk: “Aku tahu.”

“Namun, karena tulang belakangnya yang tidak sembuh selama bertahun

tulang.”

tahun sehingga telah muncul taji

“Kalau hendak langsung digabungkan secara paksa, rasa sakitnya itu tak tertahankan.”

“Aku harus memotong rasa sakitnya dulu agar aku bisa membantunya menggabungkan taji tulang itu dengan

tulang belakangnya.”

Sambil berbicara, Reva menusuk leher gadis itu dengan jarum peraknya dan bertanya, “Sakit tidak?”

Gadis itu menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak merasakan rasa sakit atau apapun.

Dekan Bobby tidak bisa menahan keterkejutannya: “Masih bisa seperti ini?”

“Apa… apa tidak lebih baik menggunakan obat bius saja?”

Reva menggelengkan kepalanya: “Tidak bisa menggunakan anestesi.”

“Begitu dibius, aliran darahnya akan melambat.”

“Sementara agar tulang belakangnya bisa sembuh, darahnya harus mengalir dengan lancar dan bagian tulang belakang itu harus tumbuh dengan cepat.”

“Anestesi benar – benar akan mempengaruhi tindakan pengobatan.”

Dekan Bobby baru mengetahuinya lalu dengan penuh rasa emosional dia berkata, “Tuan Reva, metode pengobatanmu benar-benar ajaib.”

Rio tidak mengerti apa

apa tadi dia merasa sangat bersemangat saat mendengar ucapan dekan Bobby yang

Di bawah pemulihan energi dan nutrisi darahnya akhirnya dengan perlahan tulang belakangnya sembuh.

Setelah hampir sepuluh menit akhirnya Reva berhenti.

Dia menyeka keringat di dahinya. Proses ini benar-benar menghabiskan banyak sekali tenaga dalamnya.

Sambil mencabut jarum peraknya dari tubuh gadis itu lalu Reva berkata, “Ayo, coba lihat, apa kau bisa menggerakkan jatimu!”

Rio dan dekan Bobby memandang gadis itu dengan mata terbelalak.

Harus diketahui bahwa seluruh bagian tubuh dari gadis itu sudah lama sekali tidak berfungsi kecuali bagian leher ke atas.

Sekarang Reva malah memintanya untuk menggerakkan jarinya, apa mungkin?

Tampak wajah gadis itu memerah seolah-olah dia telah menggunakan banyak kekuatan untuk melakukannya.

Tatapan dekan Bobby dan Rio terfokus pada tangannya.

Setelah beberapa saat, dibawah tatapan penuh takjub kedua orang ini, tangan gadis itu terangkat sedikit dan jari – jarinya bisa bergerak beberapa kali.

Rio dan dekan Bobby tertegun.

Setelah beberapa saat, Rio langsung menangis. “Nana, Nana, akhirnya kau sembuh.”

“Aah, dalam seumur hidupku, aku benar – benar tidak pernah berpikir bahwa kau bisa sembuh kembali.”

“Tuhan, akhirnya kau menunjukkan mujizat-Mu…”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat