Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 808

About Menantu Dewa Obat - Bab 808

Menantu Dewa Obat is the best current series by the author Internet. The Bab 808 content below will immerse us in a world of love and hatred, where characters use every trick to achieve their goals without concern for the other half—only to regret it later. Please read chapter Bab 808 and stay updated with the next chapters of this series at nisfree.com.

Bab 808

Reva tersenyum sedikit lalu dengan lembut berkata, “Tuan Rio, aku datang ke sini bukan untuk membahas

masalah ini!”

Rio terkejut. “Hah?”

“Bukan untuk masalah ini? Lalu, lalu kau datang kesini untuk apa?”

Dekan Bobby juga tampak terkejut.

Dia juga mengira bahwa Reva ingin menyelesaikan masalah Jayden jadi dia sengaja mengikutinya masuk ke bangsal dan berpikir untuk membantu mengatakan sesuatu yang baik tentang Reva,

Di luar dugaan, ternyata Reva datang kesini bukan untuk membahas masalah ini. Kalau begitu apa yang ingin

dia lakukan?

Dengan lembut Reva berkata, “Tuan Rio, aku datang kesini untuk membahas masalah putrimu.”

Air muka Rio langsung berubah: “Masalah putriku?”

“Ada… ada apa dengan putriku?”

Reva berkata, “Aku dengar dia lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur sekarang?”

“Aku mengerti sedikit tentang ilmu medis jadi aku ingin membantu untuk mengobatinya!”

Mata Ryo langsung membelalak dengan lebar. Dia segera menggelengkan kepalanya: “Tuan Reva, aku benar · benar berterima kasih atas kebaikanmu.”

Tetapi, putri… putriku itu benar benar sudah tidak bisa disembuhkan lagi sekarang.”

Dekan Bobby juga menghela nafas: “Tuan Reva, aku tahu ilmu medismu sangat baik.”

“Namun, kecelakaan yang menimpa putri Rio itu adalah kejadian empat tahun yang lalu.”

“Kalau tulang belakangnya patah itu sama saja dengan mengalami kelumpuhan secara total dan otot dalam tubuhnya juga mulai mengalami penyusutan.”

“Pada… pada dasarnya ini benar benar sudah tidak bisa diobati lagi.”

Rio menangis. Begitu membahas tentang putrinya, hatinya terasa seperti disembelih.

otot di

Ekspresi Reva tampak tenang: “Dekan Bobby, karena aku sudah mengatakannya maka aku pasti memiliki kepercayaan diri.”

“Bagaimana kalau kau membantuku dengan membawa putrinya ke sini dan aku akan mencoba untuk mengobatinya, boleh kan?”

Dekan Bobby menatap Rio.

Rio menarik nafas dalam dalam. Meskipun matanya tampak putus asa namun tetap saja dia mengangguk.

Dia mau untuk mencobanya meskipun itu hanyalah secercah harapan kecil saja. Itu jauh lebih baik daripada membiarkan putrinya berbaring sampai mati.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat