Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 869

Read the hottest Menantu Dewa Obat Bab 869 story of 2020.

The Menantu Dewa Obat story is currently published to Bab 869 and has received very positive reviews from readers, most of whom have been / are reading this story highly appreciated! Even I'm really a fan of Internet, so I'm looking forward to Bab 869. Wait forever to have. @@ Please read Bab 869 Menantu Dewa Obat by author Internet here.

Bab 869

Beberapa teman sekelasnya juga ikut berbicara dan di saat yang sama mereka mengungkapkan rasa muak dan jijiknya kepada Reva demi untuk menyenangkan hati Ramiro.

Ramiro menatap Reva dengan puas. Sudut mulutnya menyeringai.

Nara sudah tidak sabar lagi lalu dia berkata, “Amelia, apa yang kau katakan itu?”

“Apa maksudmu dengan aku dan dia sedang minum dan baik–baik saja? Aku… aku bilang aku tidak bisa minum tetapi dia bersikeras memaksaku untuk minum….”

Amelia langsung mengibaskan tangannya, “Sudahlah, Nara, kita ini teman lama. Aku tahu situasimu.”

“Aku tahu kau bisa minum sedikit alkohol jadi bagaimana mungkin kau bilang bahwa kau tidak bisa minum?”

“Aku paham, pasti orang barbar ini yang telah menggertakmu setiap hari dan menyuruhmu untuk tidak minum

berani minum, benar kan?”

minum di luar, kan? Oleh karena itu kau tidak

“Aihh, Nara, bukannya aku mau mengocehimu.”

“Sekarang ini sudah jaman apa? Wanita jaman sekarang sudah sangat mandiri dan hebat, untuk apa kau masih takut dengan sampah seperti ini?”

“Apa dia berani memukulmu atau apa gitu?”

“Biar aku beritahu kepadamu yah, ada banyak teman bidang kehukuman sekarang.”

teman kita yang bekerja di

“Kalau dia berani menjentikkan seujung jarimu saja, kau bisa menuntutnya dengan pasal KDRT dan membuatnya dihukum selama beberapa bulan setelah itu bercerai dengannya!”

“Kau tidak akan pernah bahagia untuk terus bersama dengan sampah seperti ini!”

Beberapa wanita lainnya juga ikut menganggukan kepala mereka.

Akhirnya Nara merasa kesal: “Cukup!”

“Amelia, tutup mulutmu!”

“Kau tidak tahu apa apa dan kau hanya asal menebak nebak saja disini. Orang sepertimu baru benar–benar bisa disebut dengan sampah!”

Amelia tertegun sejenak lalu dengan cemas berkata, “Nara, apa… apa maksudmu?”

“Aku ini sedang membantumu berbicara. Aku juga melakukan ini demi kebaikanmu sendiri, kenapa… kenapa kau malah memperlakukan aku dengan seperti ini?”

Beberapa gadis lainnya juga ikut kesal: “Nara, kita semua masih teman–teman sekelasmu, apa mungkin kami akan mencelakaimu?”

“Amelia orangnya memang blak

tahu itu.”

blakan tetapi dia sangat baik. Semua orang juga

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat