Chapter Summary: Bab 902 – Menantu Dewa Obat by Free novel
In Bab 902, a key moment in the Romance novel Menantu Dewa Obat, Free novel delivers powerful storytelling, emotional shifts, and critical plot development. This chapter deepens the reader’s connection to the characters and sets the stage for upcoming revelations.
Bab 902
Vivi dan Alina menangis, keduanya merasa sangat menyesal.
Setelah beberapa saat, keduanya baru tenang kembali secara perlahan.
“Kita harus bagaimana sekarang?”
“Sepuluh jutanya sudah lenyap. Bagai… bagaimana cara menjelaskan hal ini kepada paman keduamu?” Alina menghela nafas dengan kecewa.
Vivi berpikir sejenak: “Tante kedua, sekarang Hiro bertanggung jawab atas perusahaan konstruksi jadi dia pasti ada banyak uang cadangan.”
“Aku rasa dia juga tidak akan terburu–buru untuk menagih uang sepuluh juta ini.”
“Bagaimana kalau kau beritahu dia untuk menggunakan sepuluh juta uangnya dulu untuk menambal lubang ini?”
“Aku… aku dan Jayden akan pergi bekerja. Nanti setelah tabungannya cukup, kami akan mengembalikan sepuluh juta itu kepadamu…”
Kalau ada orang lain yang mendengar ucapannya ini, mereka pasti tahu kalau Vivi sama sekali tidak punya niat untuk mengembalikan uang tersebut.
Sepuluh juta. Dia dan Jayden perlu bekerja berapa tahun agar bisa mengembalikan 10 juta itu!
Alina menatap Vivi dengan tatapan kasihan di wajahnya: “Aduhh, dasar gadis bodoh, kalau kau melakukan ini, seberapa besar beban dan stress yang harus kau dan Jayden tanggung?”
Vivi menghela nafas: “Tante kedua, masalah ini terjadi gara-gara kami jadi tentu saja kami harus memberikan kompensasinya kepadamu.
“Tante kedua, kali ini aku benar-benar telah bersalah kepadamu.”
“Aku benar · benar merasa lebih baik aku mati saja biar tuntas semuanya.”
“Tetapi, kalau aku mati, kau malah harus menanggung hutang 10 juta ini, aku… aku tidak akan bisa tenang.”
“Tante kedua, kau tenang saja, di kemudian hari Jayden dan aku pasti akan hidup hemat dan menabung semua uang kami agar bisa mengembalikan 10 juta itu!”
Alina tersentuh dengan ucapannya. Dia menepuk – bersalah.”
nepuk tangan Vivi: “Vivi, kau jangan terlalu merasa
“Biar… biar aku yang mencari cara untuk penyelesaian masalah ini…”
“Paling paling, aku hanya akan dimaki oleh paman keduamu saja. Aku sudah hidup bersamanya selama bertahun–tahun, dia juga belum tentu akan mengusir aku.”
“Sudahlah, kalian jangan terlalu merasa terbebani.”
“Kalian ini masih muda jadi harus tetap bersemangat dan jangan sampai merasa stress, oke?”
Jayden memaki: “Orang seperti ini pun masih bisa disebut sebagai orang bule?”
“Huhh, dia bahkan lebih kotor daripada orang-orang China itu!”
“Kak, kalau menurut aku, kau juga jangan terlalu percaya dengan para pria bule itu di kemudian hari.”
Vivi mengibaskan tangannya: “Jayden, kau tidak boleh berkata seperti itu.”
“Kau tidak bisa menghakimi orang–orang itu hanya gara gara ulah satu orang.”
“Hanya Peter saja yang mempunyai masalah, namun secara keseluruhan kualitas pria bule itu memang sangat baik!”
“Apalagi, si Peter ini juga sudah terlalu lama tinggal di China sehingga pasti terpengaruh dengan para pria di China. Sifat aslinya sebenarnya bukan seperti ini.”
Jayden mengerutkan bibirnya dengan tidak setuju: “Sudahlah kak, si Peter sudah kabur juga jadi lebih baik kita jangan membahas tentang dia lagi.”
Vivi menggerakkan giginya dengan sangat geram: “Tetapi, dia telah menipu tujuh juta–ku!”
Jayden: “Memangnya kenapa dengan tujuh juta itu?“”Itu juga bukan uangmu, itu kan uangnya keluarga Shu, untuk apa kau marah!”
“Selain itu, kita juga masih ada 3 juta lagi, kan?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat