Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 901

Read Menantu Dewa Obat Bab 901 - The hottest series of the author Internet

In general, I really like the genre of stories like Menantu Dewa Obat stories, so I read the book extremely passionately. Now comes Bab 901 with many exciting details. I can't stop reading! Read the Menantu Dewa Obat Bab 901 story today. ^^

Bab 901

Mendengar akan hal ini, tubuh Alina melemas dan hampir saja dia pingsan.

“Peter yang kau bilang itu.. itu tunanganmu?”

“Kau memberikan 10 juta itu kepadanya?” tanya Alina dengan cemas.

Vivi langsung mengangguk.

Alina terkejut dan langsung berseru: “Vivi, kenapa… kenapa kau begitu bodoh?”

“Aku sudah bilang, dia itu penipu. Aku menyuruhmu untuk berhati–hati, hati–hati, tetapi kenapa kau tetap saja mentransferkan uang itu kepadanya?”

“Tidak ada yang gratis di dunia ini. Bagaimana mungkin kesempatan sebagus itu bisa kau dapatkan dengan mudah?”

“Uang sepuluh juta dolar itu ditipu orang begitu saja. Kau mau aku bagaimana?”

Vivi langsung menangis: “Tante kedua, aku… aku tahu aku salah.”

“Aku bersalah kepadamu. Aku tidak ingin hidup lagi, biar aku mati saja…”

Sambil berbicara, Vivi langsung bangkit dan berlari ke jendela.

Dengan cepat Alina menghentikannya: “Vivi, kau jangan melakukan hal yang bodoh!”

“Kau tenang dulu…”

Akhirnya Alina berhasil menghentikan niat Vivi hingga membuat dirinya berkeringat.

Seluruh tubuhnya gemetaran. Ini benar–benar sepuluh juta.

Kalau uang ini lenyap lalu bagaimana dia harus menjelaskan hal ini kepada keluarganya?

Meski keluarganya sudah sangat kaya sekarang dan sepuluh juta ini tidak ada apa–apanya. Namun, kalau sampai Axel tahu bahwa uang itu telah diberikannya kepada Vivi maka Axel pasti akan mengusirnya pergi!

Setelah terdiam cukup lama kemudian Alina menggertakkan giginya dan berkata, “Sudahlah, langsung lapor polisi saja!”

“Siapa tahu saja dia masih bisa ditangkap!”

Vivi langsung menggelengkan kepalanya: “Tante kedua, kau.. kau tidak bisa lapor polisi…”

Alina tertegun: “Kenapa?”

“Dia itu seorang penipu. Kalau tidak lapor polisi lantas bagaimana kau bisa mencarinya?”

Vivi tersipu. Dia menundukkan kepalanya dan berkata, “Tante kedua, dia… dia telah memotret aku banyak

sekali…

“Kalau dilaporkan ke polisi masalahnya pasti akan menjadi serius. Dia pasti akan menyebar foto fotoku, lalu… lalu masa depanku pasti akan hancur…”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat