Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 905

Summary for Bab 905: Menantu Dewa Obat

Bab 905 – A Turning Point in Menantu Dewa Obat by Free novel

In this chapter of Menantu Dewa Obat, Free novel introduces major changes to the story. Bab 905 shifts the narrative tone, revealing secrets, advancing character arcs, and increasing stakes within the Romance genre.

Bab 905

Hiro berkata dengan marah: “Kenapa? Memangnya tidak seperti itu?”

“Semua dekorasi eksterior di area villa termasuk dengan taman

tamannya ditangani oleh aku sendiri.”

“Setiap hari aku selalu sibuk bekerja tetapi pada akhirnya kau malah meminta Herman untuk mengatur pembukuannya, uangnya juga sulit untuk dicairkan dan setiap dua tiga hari sekali selalu datang untuk memeriksa pembukuannya.”

“Reva, aku datang ke sini untuk menjadi manajer umum juga karena disuruh oleh papa.”

“Dengan sikapmu itu, apa kau mengira aku akan menggelapkan dana perusahaan atau papa yang akan menggelapkan dana perusahaan?”

Herman kesal: “Hiro, kau jangan melibatkan orang lain ke dalam masalah ini.”

“Selama beberapa waktu ini kau telah membuat perusahaan mengeluarkan dana hampir 5 milyar.”

“Kapan aku pernah menolakmu ketika setiap kali kau meminta uangnya?”

“Tetapi, uang ini juga terlalu cepat kau habiskan, kan?”

“Aku bertanggung jawab atas keuangan perusahaan ini dan aku telah memberikan hampir 5 milyar kepadamu namun aku sama sekali tidak tahu uang itu digunakan untuk apa. Memangnya salah kalau aku ingin memeriksa pembukuannya?”

“Mengapa kau malah berkata bahwa kami sengaja mencari masalah denganmu?”

Reva terkejut: “Kenapa banyak sekali uang yang dihabiskan?”

Dengan ekspresi marah Herman berkata, “Bagaimana aku bisa tahu?!”

“Semua uangnya sudah dihabiskan tetapi aku bahkan tidak tahu digunakan untuk apa uangnya.”

Hiro sangat marah. Sambil menggebrak meja dia berkata, “Wehh, Reva, kau jangan bisanya hanya bertanya

Saja!”

“Apa kau tidak tahu betapa mahalnya hiasan eksterior untuk area villa?!”

“Di area villa ini juga ada banyak taman dan pohon – pohon. Kau lihat sendiri seberapa luasnya area villa ini. Apa mungkin biayanya rendah?”

“Yang ingin kita bangun ini adalah kawasan villa kelas premium dan bukan kawasan rumah tinggal yang bobrok. Tentu saja aku ingin semuanya terlihat sempurna. Memangnya kenapa kalau biaya yang dihabiskan sedikit lebih banyak?”

“Reva, apa kau tahu sudah berapa banyak unit rumah yang terjual oleh perusahaan kita belakangan ini?”

“Semua ini hanya demi untuk meningkatkan kinerja penisahaan. Apa aku salah?”

Reva mengerutkan keningnya. Akhir – akhir ini dia sudah jarang mengurusi masalah perusahaan konstruksi

jadi dia benar – benar tidak tahu dengan hasil penjualan dari perusahaan ini.

Herman mencebikkan bibirnya: “Kau tidak usah terlalu melebih

“Biar aku beritahu kepadamu yah, perusahaan konstruksi ini milik keluarga Shu kami.”

“Kalaupun ada masalah, keluarga Shu kami juga bisa menyelesaikannya sendiri. Tidak ada hubungannya dengan kau yang hanya orang luar!”

Reva berkata dengan dingin: “Kalau begitu apa ada hubungannya dengan aku?”

Hiro berkata dengan marah: “Nama keluargamu Lee, kau juga tidak perlu banyak omong!”

“Aku datang kesini karena disuruh oleh papa dan itu tidak ada hubungannya denganmu!”

“Kalau tidak terima, kau bisa cari papa dan meminta papa untuk langsung berbicara dengan aku!”

“Hmm, sedangkan kau, kau tidak punya hak untuk bertanya kepadaku!”

Setelah selesai berbicara, Hiro membalikkan badannya dan langsung pergi tanpa memberikan kesempatan bagi Reva untuk berbicara.

Herman menghampiri Reva dengan ekspresi marah di wajahnya: “Reva, si bajingan ini benar–benar terlalu sombong!”

“Selama beberapa waktu ini, setiap malam dia selalu pergi minum – minum.”

Para pedagang material itu selalu mengundangnya pergi setiap hari.”

“Anggaran untuk dekorasi taman dan eksterior yang perusahaan kita berikan adalah 2 milyar sedangkan saat ini dia telah menghabiskan 5 milyar dolar. Ini baru permulaan. Kalau masalah ini dibiarkan terus maka anggaran untuk taman dan eksterior perusahaan kita setidaknya pasti akan menelan biaya 10 milyar.”

“Kau harus mengawasinya, kalau tidak entah berapa banyak uang yang akan dihabiskan oleh dia!”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat