Bab 905
Hiro berkata dengan marah: “Kenapa? Memangnya tidak seperti itu?”
“Semua dekorasi eksterior di area villa termasuk dengan taman
tamannya ditangani oleh aku sendiri.”
“Setiap hari aku selalu sibuk bekerja tetapi pada akhirnya kau malah meminta Herman untuk mengatur pembukuannya, uangnya juga sulit untuk dicairkan dan setiap dua tiga hari sekali selalu datang untuk memeriksa pembukuannya.”
“Reva, aku datang ke sini untuk menjadi manajer umum juga karena disuruh oleh papa.”
“Dengan sikapmu itu, apa kau mengira aku akan menggelapkan dana perusahaan atau papa yang akan menggelapkan dana perusahaan?”
Herman kesal: “Hiro, kau jangan melibatkan orang lain ke dalam masalah ini.”
“Selama beberapa waktu ini kau telah membuat perusahaan mengeluarkan dana hampir 5 milyar.”
“Kapan aku pernah menolakmu ketika setiap kali kau meminta uangnya?”
“Tetapi, uang ini juga terlalu cepat kau habiskan, kan?”
“Aku bertanggung jawab atas keuangan perusahaan ini dan aku telah memberikan hampir 5 milyar kepadamu namun aku sama sekali tidak tahu uang itu digunakan untuk apa. Memangnya salah kalau aku ingin memeriksa pembukuannya?”
“Mengapa kau malah berkata bahwa kami sengaja mencari masalah denganmu?”
Reva terkejut: “Kenapa banyak sekali uang yang dihabiskan?”
Dengan ekspresi marah Herman berkata, “Bagaimana aku bisa tahu?!”
“Semua uangnya sudah dihabiskan tetapi aku bahkan tidak tahu digunakan untuk apa uangnya.”
Hiro sangat marah. Sambil menggebrak meja dia berkata, “Wehh, Reva, kau jangan bisanya hanya bertanya
Saja!”
“Apa kau tidak tahu betapa mahalnya hiasan eksterior untuk area villa?!”
“Di area villa ini juga ada banyak taman dan pohon – pohon. Kau lihat sendiri seberapa luasnya area villa ini. Apa mungkin biayanya rendah?”
“Yang ingin kita bangun ini adalah kawasan villa kelas premium dan bukan kawasan rumah tinggal yang bobrok. Tentu saja aku ingin semuanya terlihat sempurna. Memangnya kenapa kalau biaya yang dihabiskan sedikit lebih banyak?”
“Reva, apa kau tahu sudah berapa banyak unit rumah yang terjual oleh perusahaan kita belakangan ini?”
“Semua ini hanya demi untuk meningkatkan kinerja penisahaan. Apa aku salah?”
Reva mengerutkan keningnya. Akhir – akhir ini dia sudah jarang mengurusi masalah perusahaan konstruksi
jadi dia benar – benar tidak tahu dengan hasil penjualan dari perusahaan ini.
Herman mencebikkan bibirnya: “Kau tidak usah terlalu melebih
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat