Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 921

Summary for Bab 921: Menantu Dewa Obat

Bab 921 – Highlight Chapter from Menantu Dewa Obat

Bab 921 is a standout chapter in Menantu Dewa Obat by Free novel, where the pace intensifies and character dynamics evolve. Rich in drama and tension, this part of the story grips readers and pushes the Romance narrative into new territory.

Bab 921

Alina dan kedua orang lainnya tercengang.

Di saat yang sama, dua orang bergegas ke pintu. Mereka adalah Nara dan Reva.

Begitu sampai disini, Nara langsung bertanya dengan cemas, “Bagaimana sekarang?”

“Mengapa bisa separah ini kecelakaan motornya?”

“Vivi, bagaimana kondisi Jayden sekarang?”

Vivi meliriknya, “Nara, kau tidak usah pura-pura peduli.”

“Keluarga Shu kalian tidak perlu ikut-ikutan mengkhawatirkan masalah adikku.”

“Lebih baik

lian cepat pikirkan bagaimana cara untuk membayar ganti rugi ini!”

Dan pada saat ini, anggota keluarga yang tadi langsung mengerubunginya lagi dan menuntut mereka untuk membayar ganti rugi.

Wanita tua yang tadi sudah berdiri itu kemudian segera berbaring di lantai lagi sambil terus meratap.

Nara tercengang, “Ma, ada… ada apa sebenarnya?”

“Kenapa keluarga mereka yang mengalami kecelakaan motor tetapi malah meminta keluarga kita untuk membayar ganti ruginya?”

“Ma, apa… apa jangan jangan kau sudah berjanji kepada mereka untuk menyelesaikan masalah ini lagi?”

Alina menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara. Dia tidak berani memberitahu Nara tentang masalah 10 juta dolar itu.

Hana berkata dengan marah, “Kak, apa yang kau pikirkan?”

“Gerombolan orang ini memang sengaja memainkan trik.”

“Dikiranya keluarga kita kaya jadi ingin memeras kita!”

“Masalah yang terjadi kali ini tidak ada hubungannya dengan keluarga kita!”

Pada saat ini, pria yang memimpin tadi langsung marah. “Kentut!”

“Nenekku bukannya dibuat terluka oleh suamimu?“

“Dan juga, motor ini juga dibeli oleh keluargamu, kan?”

“Sudah jelas-jelas motor keluargamu yang menyebabkan kecelakaan ini. Tidak masalah kalau kalian tidak mau membayar kompensasinya tetapi kalian malah melukai nenekku. Kalau kami tidak memperhitungkan masalah ini kepada kalian, lalu kepada siapa?”

Yang lainnya juga berteriak dengan marah.

Nara tertegun sejenak, “Mo… Motor apa yang kita beli?”

“Memangnya kapan keluarga kita membeli motor?”

Hana baru saja hendak berbicara tetapi langsung dicegah oleh Alina.

“Kau sudah menjanjikan kami hal ini, mengapa kau malah tidak melakukannya?”

“Seorang pria sejati harus menepati janjinya sendiri. Ke… kenapa kau malah bersikap seperti ini?”

“Seharusnya aku tidak meneleponmu tadi!”

Reva: “Aku tidak pergi mencari dokter Tanaka, tetapi…”

Vivi langsung menyela ucapannya, “Tetapi, tetapi apa?”

“Dalam seumur hidupku, aku paling benci dengan pria seperti kalian yang hanya bisa memberi janji dan tidak dapat menepatinya!”

“Sejak pertama aku sudah tahu bahwa kau hanyalah sampah munafik!”

“Hanya berjanji tetapi sama sekali tidak pergi mencari dokter Tanaka. Kau memang sengaja ingin menunda – nunda waktu agar kaki adikku diamputasi, kan?”

“Biar aku kasih tahu yah, ini tidak akan mungkin terjadi!”

“Kami sudah tidak membutuhkan dokter Tanaka lagi, kami sudah mendapatkan dokter jenius yang lebih hebat sehingga tidak akan terjadi apa-apa dengan adikku!”

“Reva, tidak ada gunanya kau memainkan trik murahan seperti ini di depan kami!”

Reva mengerutkan keningnya sambil menatap Vivi dengan kesal. Dia tidak ingin berbicara lagi.

Apa yang dia lakukan barusan juga bisa dianggap bahwa dia telah membantu mereka dengan sengaja meminta dokter Akio datang untuk merawat putra mereka.

Reva sama sekali tidak mengharapkan ucapan terima kasih dari orang-orang di keluarga itu tetapi siapapun juga pasti akan sulit menerima makian dan hinaan seperti itu dari mereka!

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat