Bab 941
Alina tercengang. Lalu dengan terburu – buru Vivi berkata, “Bukannya waktu itu… waktu itu sudah diselesaikan dengan damai?”
“Kita sudah menandatangani surat damainya…”
Rio langsung berkata, “Sekarang aku berubah pikiran, memangnya tidak boleh?”
Vivi sangat marah, “Kau… kau sendiri yang telah menandatangani surat damainya, bagaimana kau bisa menarik kembali ucapanmu?”
“Bagaimana bisa seorang pria sejati menarik kembali ucapannya?”
“Kau masih seorang pria atau bukan?”
Orang–orang yang berada di belakang Rio langsung memaki, “Sialan, dasar jalang, kau mengatai siapa?”
“Dasar pelacur, kau mau cari mati yah?”
“Bro, bagaimana kalau kita robek dulu mulut baunya itu?”
Para pria itu terlihat sangat agresif dan garang sehingga membuat Vivi mundur beberapa langkah dengan panik.
Rio langsung mengibaskan tangannya dan berkata dengan dingin, “Aku memang ingin menarik kembali ucapanku, memangnya kenapa?”
“Memangnya apa yang bisa kau lakukan terhadapku?”
Kali ini Vivi tidak berani membantah lagi.
Rio melirik Anissa dan berkata, “Yang aku mau juga tidak banyak!”
“Satu juta. Dan masalah ini bisa dianggap selesai!”
“Keluarga kalian sangat banyak disini, seharusnya tidak sulit untuk mengumpulkan satu juta dolar, kan?”
Anissa langsung panik dan berkata, “Ba…bagaimana aku bisa punya satu juta dolar?”
“Kau sudah menandatangani surat damainya, kenapa… kenapa kau masih meminta uang lagi?” “Ini pemerasan namanya!”
Rio langsung mendengus dengan dingin, “Meskipun aku memerasmu, memangnya kenapa? Kau
tidak terima?”
“Satu juta dolar! Kalau kau tidak memberikannya, kau tinggal tunggu waktu ajalmu saja!”
Setelah Rio selesai mengatakan hal ini lalu dia memimpin anak buahnya dan pergi dari sana dengan agresif.
Semua orang yang ada di ruangan itu saling menatap dengan cemas. Tidak ada yang menduga bahwa akan terjadi hal seperti itu.
Nara mengernyitkan keningnya, “Ada apa dengan orang–orang itu?”
“Kenapa mereka masih meminta uang? Padahal surat damainya sudah ditandatangani..”
Reva tersenyum lalu dia berbisik di telinga Nara, “Aku yang menyuruhnya datang!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat