Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 954

[HOT] Read novel Menantu Dewa Obat Bab 954

Novel Menantu Dewa Obat has been published to Bab 954 with new, unexpected details. It can be said that the author Internet invested in Menantu Dewa Obat with great dedication. After reading Bab 954, I felt sad, yet gentle and very deeply moved. Let's read Bab 954 and the next chapters of the Menantu Dewa Obat series at Good Novel Online now.

Menantu Dewa Obat

Bab 954

Semua orang terperanjat.

Ucapan Leo ini jelas – jelas sengaja ditujukan kepada Reva. Dia masih ingin membuat Reva marah.

Namun yang marah lebih dulu malah Nara. Dengan dingin dia berkata, “Lenny, kalau suamimu tidak bisa berbicara lebih baik suruh dia diam saja!”

“Ferty dan aku hanya teman sekelas saja, bagaimana bisa dianggap seperti sepasang kekasih?”

Lenny mendengus dengan dingin, “Nara, kenapa kau marah?”

“Kita semua kan teman sekelas. Semua orang juga sudah tahu tentang masalah kau dengan Ferry. Ucapan

suamiku tidak salah.”

“Sudahlah, malam ini semua biaya konsumsi ini akan dibayarkan oleh suamiku. Jadi bagaimana kalau kau bersulang segelas anggur dengan ketua kelas kita demi untuk menjaga gengsi kami?”

Nara sangat marah sekali hingga seluruh tubuhnya gemetaran. Si Lenny ini benar

benar sakit.

Ucapannya itu sama sekali tidak jelas. Orang yang tidak tahu mungkin akan mengira bahwa dia benar – benar ada hubungannya dengan Ferry!

Nara baru saja hendak membantahnya ketika Reva tiba – tiba menekan tangannya.

Reva mengambil segelas anggur lalu sambil tersenyum berkata, “Hari ini adalah acara reuni teman teman sekelas dan bukan reuni kekasih lama. Pantaskah kalian melakukan ini?”

“Kalau kalian benar-benar hendak bersulang hanya demi acara reunian kekasih lama, maka si Lenny harus bersulang dengan berapa banyak gelas anggur untuk seumur hidupnya?”

Begitu ucapan ini dilontarkan, tawa semua orang langsung meledak.

Apa yang Reva katakan barusan itu artinya sedang mengejek Lenny yang memiliki terlalu banyak kekasih

lama.

Air muka Lenny langsung berubah. Leo juga sangat marah sekali hingga menunjuk Reva dan berteriak, “Persetan kau, apa yang sedang kau katakan itu?”

“Kau mau Cari mati yalı?”

Reva meliriknya Kenapa? Ingin berkelahi?”

Leo sangat marah: “Ehh bocah, kau berani?”

“Kau ingin berkelahi denganku, yah?”

“Oke, sekarang juga aku akan memberimu kesempatan itu!”

“Bagaimana kalau kita selesaikan masalah ini di luar dulu baru masuk lagi?”

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat