Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 806

Read Menantu Dewa Obat Bab 806 - The hottest series of the author Internet

In general, I really like the genre of stories like Menantu Dewa Obat stories, so I read the book extremely passionately. Now comes Bab 806 with many exciting details. I can't stop reading! Read the Menantu Dewa Obat Bab 806 story today. ^^

Bab 806

Nara sangat marah: “Atas dasar apa?”

“Semalam kalian sudah memaki hingga orangnya pergi dan sekarang kalian ingin mencari kembali orangnya

untuk di ajak bicara?”

“Kenapa tidak kalian sendiri saja yang pergi berbicara dengannya?”

Anissa dan Alina saling menatap karena malu.

Semalam mereka telah memaki orangnya sampai separah itu jadi bagaimana mungkin mereka berdua berani pergi mencari pengacara Finner lagi.

“Nara, kejadian semalam memang kesalahan kita.”

“Kau… kau bantu aku…”

Akhirnya Anissa mengalah dan berkata dengan suara rendah.

Alina juga mengangguk- angguk: “Nara, kau lihat, tante ketigamu sudah berkata hingga seperti itu jadi kau juga jangan membuat tante ketigamu kecewa, yah?”

“Sebenarnya itu hanya masalah sepele saja.”

Nara langsung mengibaskan tangannya: “Aku merasa malu untuk mencari orangnya!”

Vivi langsung berkata, “Kakak sepupu, kami tidak menyuruh kau pergi. Maksud kami biar Reva saja yang

pergi!”

Nara kesal: “Ucapan macam apa itu?”

“Aku saja merasa malu, apa menurutmu Reva tidak akan merasa malu?”

“Ohh, kalian semua tidak perlu meminta maaf trus kalian ingin Reva yang meminta maaf?”

“Kalian sendiri yang membuat masalahnya tetapi kalian tidak mau membereskannya malah melimpahkan semuanya kepada Reva?”

“Apa kalian masih punya harga diri?”

Vivi dan yang lainnya merasa sangat malu dengan omelan itu sehingga mereka sama sekali tidak bisa membantahnya dengan sepatah kata pun.

Alina tahu bahwa dia tidak bisa membujuk putrinya jadi dia hanya bisa menoleh kepada Reva: “Reva, anggap saja mama mohon kepadamu yah.”

“Bantulah tante ketigamu, oke?”

“Atau… atau.. mama berlutut untukmu…”

Setelah Alina selesai berbicara, dia segera hendak berlutut di lantai lagi.

Nara kesal dan marah sekali. Ujung – ujungnya mama selalusaja menggunakancarainiuntuk mengancam

orang!

Setiap kali terjadi sesuatu, dia hanya akan berkata bahwa dia berlutut untuknya, padahal sebenarnya itu hanya salah satu cara dia untuk mengancam mereka seperti itu. Ini namanya penculikan moral!

Nara langsung menarik Alina untuk kembali ke posisinya: “Ma, bisa tidak kau jangan bersikap seperti ini setiap kali?”

Alina menangis: “Lalu aku bisa apa?”

“Reva, anggap saja aku yang memohon kepadamu. Aku memohon demi tante ketigamu, oke?

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat